Dilansir dari mediakom kemenkes, bubur sumsum sangat baik dikonsumsi oleh ibu hamil karena mengandung karbohidrat dan protein yang tinggi. Â Selain itu, hidangan yang kerap menjadi menu di rumah sakit ini memiliki santan dengan kandungan zat besi yang dapat mambantu memproduksi hemoglobin sehingga dapat mencegah anemia.
Bubur sumsum pun dianggap sebagai simbol dari kesederhanaan dan rasa syukur. Â Betapa tidak, keberadaan bubur saat awal kemunculannya adalah untuk menyiasati keterbatasan pangan. Â Ya, beras yang awalnya dimasak menjadi nasi karena jumlahnya terbatas lalu dibuat menjadi bubur agar volumenya lebih banyak.
Dalam perjalanannya yang panjang di kancah perkulineran Indonesia, bubur sumsum mulai diberi warna, salah satunya warna hijau.
Di beberapa toko roti terkenal, saya kerap menemukan varian bubur sumsum berwarna hijau di divisi makanan tradisionalnya. Ada pula yang mengkombinasikan warna putih dan hijau sehingga tampil lebih cantik.
Bila sedang ingin menikmati bubur sumsum namun tidak sempat membuatnya, saya biasanya membeli bubur tersebut di mamang-mamang yang kerap mangkal di dekat pasar. Â Satu cup-nya dijual seharga 5 ribu rupiah saja.
Nah, berhubung tadi pagi saya ingin membuat sarapan yang mudah, murah, dan yumi maka diputuskan untuk membuat bubur sumsum hijau.
Pewarna hijaunya saya buat dari daun suji yang berkolaborasi dengan daun pandan. Â Kebetulan, saya memiliki satu pot tanaman suji. Â Saya suka memakai pewarna makanan alami walaupun warna yang dihasilkannya gak sepekat pewarna makanan buatan.
menu sarapan, bubur sumsum pun cocok dijadikan menu berbuka puasa.
Selain dijadikanResep Bubur Sumsum dengan Daun Suji
Bahan air daun suji :
12 lembar daun suji
2 lrmbar daun pandan
250 ml air
Bahan bubur :
500 ml santan (65 ml santan instan dicampur air)
6 sdm munjung tepung beras
1 sdt garam