Ya, banyak kasus para bridesmaid hanya diberi kainnya saja alias belum dijahit samsek atau hanya diwanti-wanti untuk memakai dress code tertentu. Â Hal ini terkadang membuat semangat para bridesmaid mlehoy. Â
Betapa tidak, mereka harus menyediakan dana untuk menjahit atau membeli pakaian sekaligus perlengkapan dan aksesoris lainnya yang cucok meong. Â Belum lagi, mereka pun harus memberi kado atau hadiah pada sang pengantin.
Printilan tersebut gak kaleng-kaleng, semuanya memakai kepeng. Â
Bagi yang memiliki rejeki berlebih sih gak masalah, namun akan menjadi masalah bagi yang sedang kembang-kempis menanti tanggal gajian tiba. Â Sungguh nelangsa.
Oleh karena itu, ada baiknya para pengantin memikirkan kembali penyeragaman kostum bridesmaidnya. Â Semua permodalan untuk para bridesmaid seharusnya ditanggung oleh pihak penyelenggara acara yang tengah berbahagia.
Lha mosok bahagia di atas penderitaan orang lain, gak mashook sama sekali kan ya.
Bila dana pengantin mepet dan gak ada bajet untuk mendandani para bridesmaid jangan terlalu memaksa untuk tampil seragam. Â Kan dari TK sampai SMA sudah pakai seragam, apa gak bosen? Huehuehue.
Sudah saatnya para pengantin mepet dana untuk tampil percaya diri dengan segala bentuk keanekaragaman kostum sehingga tidak menyusahkan para bridesmaidnya.
Percayalah, tanpa bridesmaid yang tampil seragaman tak bakal membuat penghulu urung menikahkan.
Demikian.
Sekian.