Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Tren Bulu Ketiak, dari Mencintai Tubuh Sendiri sampai Terpasung karena Pandemi

29 September 2021   11:52 Diperbarui: 29 September 2021   12:14 2255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lourdes Leon di acara Met Gala 2021, Sumber gambar : Femina

Bagi para penggemar film Warkop, pasti tidak asing lagi dengan Eva Arnaz. Ya, wanita kelahiran tahun 1958 yang memiliki paras menawan ini kerap muncul di film-film yang dibintangi oleh Dono, Kasino, dan Indro itu.  

Eva Arnaz muncul di film Warkop dalam banyak judul diantaranya, Manusia 6 Juta Dollar, Tahu Diri Dong, Pokoknya Beres, Sabar Dulu Dong, Lupa Aturan Main, Maju Kena Mundur Kena, Depan Bisa Belakang Bisa, Pintar Pintar Bodoh, dan Atas Boleh Bawah Boleh.

Salah satu ciri khas Eva Arnaz saat muda dulu adalah bulu ketiaknya yang lebat. Wah, emejing bukan.  Bulu ketiak yang umumnya dibumihanguskan oleh para wanita dengan segala cara itu malahan dipiara.  Ya, maklum saja tahun segitu bulu ketiak sedang menjadi tren sebagai lambang sensualitas wanita.

Namun tren ini sempat menyurut karena menjamurnya model-model pakaian tanpa lengan yang membutuhkan tampilan ketiak nan mulus.

Waktu pun berlalu, si bulu ketek ini pun kembali menjadi tren. Banyak selebriti yang memamerkan bulu ketiaknya dengan senang hati, baik dalam warna orisinil maupun dicat warna-warni.  

Lourdes Leon, putri ratu pop Madonna adalah salah satunya. Yap, di acara Met Gala yang digelar belum lama ini, ia dengan pede-nya memamerkan bulu ketiaknya. Sapertinya hal ini menurun dari sang Ibu yang juga kerap memerkan bulu ketiaknya dengan riang-gembira.

Lourdes Leon di acara Met Gala 2021, Sumber gambar : Femina
Lourdes Leon di acara Met Gala 2021, Sumber gambar : Femina
Banyak alasan seseorang membiarkan bulu ketiak mereka begitu saja, -eh sebenarnya rambut ketiak ya.  Julia Michaels misalnya ketika bulu ketiaknya terlihat dalam video musiknya yang berjudul "Lie Like This," berkata bahwa ia menyukainya. 

Sebagai seorang wanita, ia bebas menentukan segala sesuatu terhadap dirinya karena sejatinya tubuhnya adalah miliknya sendiri.  Michaels tak peduli dengan para pria yang memberi komentar negatif kepadanya.

Berbeda dengan Julia Michaels, model Ashley Graham berhenti mencukur bulu ketiaknya sejak kehamilannya menginjak trimester ketiga. Mungkin ia lelah harus cukar-cukur karena hamil saja sudah berat apalagi harus ditambah ini-itu.

Willow Smith, putri dari Will Smith dan Jada Pinket Smith mengatakan bahwa ia tidak mencukur bulu ketiaknya semata-mata karena tak ingin berlama-lama di kamar mandi, ya, sesederhana itu.

Tahun 2020 menjadi awal kembalinya tren menumbuhkan bulu ketiak.  Tren kecantikan alami yang bebas merdeka ini berdampingan dengan tren riasan yang berlebihan.  Kontras namun demikianlah adanya.

Salah satu yang memengaruhi kembalinya tren menumbuhkan bulu ketiak adalah pandemi Covid-19 di mana salon-salon kecantikan terpaksa tutup.  Ya, seperti diketahui, penghilangan rambut di bagian ketiak dapat dilakukan melalui cara cukur, cabut, threading(benang), waxing (lilin), laser, krim depilatory, dan tehnik elektrolisis (arus listrik) yang sebagian besar hanya dapat dilakukan di salon atau klinik kecantikan.  

Nah, beberapa bulan ketika kasus Covid-19 menurun dan banyak salon serta klinik kecantikan kembali dibuka, muncul rasa tak nyaman dari banyak perempuan untuk kembali kesana. Entah karena faktor biaya, rasa sakit, ataupun masalah kontak dekat dengan manusia lainnya.

Wabah Covid-19 telah membuat kebutuhan perawatan tubuh berkurang termasuk penghilangan rambut tubuh dan wajah.  Sebuah penelitian yang dilakukan oleh aplikasi kecantikan Cosmetify mengungkapkan bahwa 45 % perempuan berhenti membeli produk penghilang rambut.   Hal ini pun berkaitan dengan jumlah pendapatan yang lebih rendah dibanding sebelum pandemi, sedangkan alasan lainnya hanya karena tidak adanya kemauan.

Para penggiat feminisme sebenarnya telah mencetuskan tren membiarkan rambut ketiak ini jauh-jauh hari dengan tujuan mendobrak standar kecantikan yang selama ini berlaku di masyarakat.  Mencintai tubuh dan diri sendiri bagaimana pun keadaannya menjadi hal yang terus disuarakan.  

Terlepas dari segala hal tentang tren, bulu ketiak nyatanya memiliki fungsi sebagai penghilang keringat dari kulit sehingga tidak menyebar ke seluruh tubuh.  Selain itu, bulu ketiak dapat mengurangi gesekan antara lengan atas dan bawah ketika bergerak secara berlebihan, menutupi bagian tubuh yang terbuka dengan arteri vital, dan memfasilitasi feromon seks.

Menurut WebMD, mencukur bulu ketiak dapat menyebabkan benjolan pisau cukur atau rambut tumbuh ke dalam.  Benjolan pisau cukur dapat menyebabkan iritasi, jerawat, dan munculnya jaringan parut.  Nah kan ...

Ada sebuah pendapat bahwa memiliki rambut ketiak itu kotor, namun tentu saja hal itu tidak sepenuhnya benar selama selalu menjaga kebersihan ketiak.  Perlakukan rambut ketiak seperti halnya rambut di kepala.  Jaga kebersihannya agar bakteri tidak berkumpul dan menyebabkan masalah kesehatan dan aroma tak sedap.  Jadi mencukur rambut ketiak agar tetap "bersih" nyatanya hanya mitos semata.

Jadi, tertarik dengan tren ini?

Sekian.

Referensi bacaan : Era, bustle, skinmd, the guardian, popsugar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun