Tahun 2020 menjadi awal kembalinya tren menumbuhkan bulu ketiak. Â Tren kecantikan alami yang bebas merdeka ini berdampingan dengan tren riasan yang berlebihan. Â Kontras namun demikianlah adanya.
Salah satu yang memengaruhi kembalinya tren menumbuhkan bulu ketiak adalah pandemi Covid-19 di mana salon-salon kecantikan terpaksa tutup. Â Ya, seperti diketahui, penghilangan rambut di bagian ketiak dapat dilakukan melalui cara cukur, cabut, threading(benang), waxing (lilin), laser, krim depilatory, dan tehnik elektrolisis (arus listrik) yang sebagian besar hanya dapat dilakukan di salon atau klinik kecantikan. Â
Nah, beberapa bulan ketika kasus Covid-19 menurun dan banyak salon serta klinik kecantikan kembali dibuka, muncul rasa tak nyaman dari banyak perempuan untuk kembali kesana. Entah karena faktor biaya, rasa sakit, ataupun masalah kontak dekat dengan manusia lainnya.
Wabah Covid-19 telah membuat kebutuhan perawatan tubuh berkurang termasuk penghilangan rambut tubuh dan wajah. Â Sebuah penelitian yang dilakukan oleh aplikasi kecantikan Cosmetify mengungkapkan bahwa 45 % perempuan berhenti membeli produk penghilang rambut. Â Hal ini pun berkaitan dengan jumlah pendapatan yang lebih rendah dibanding sebelum pandemi, sedangkan alasan lainnya hanya karena tidak adanya kemauan.
Para penggiat feminisme sebenarnya telah mencetuskan tren membiarkan rambut ketiak ini jauh-jauh hari dengan tujuan mendobrak standar kecantikan yang selama ini berlaku di masyarakat. Â Mencintai tubuh dan diri sendiri bagaimana pun keadaannya menjadi hal yang terus disuarakan. Â
Terlepas dari segala hal tentang tren, bulu ketiak nyatanya memiliki fungsi sebagai penghilang keringat dari kulit sehingga tidak menyebar ke seluruh tubuh. Â Selain itu, bulu ketiak dapat mengurangi gesekan antara lengan atas dan bawah ketika bergerak secara berlebihan, menutupi bagian tubuh yang terbuka dengan arteri vital, dan memfasilitasi feromon seks.
Menurut WebMD, mencukur bulu ketiak dapat menyebabkan benjolan pisau cukur atau rambut tumbuh ke dalam. Â Benjolan pisau cukur dapat menyebabkan iritasi, jerawat, dan munculnya jaringan parut. Â Nah kan ...
Ada sebuah pendapat bahwa memiliki rambut ketiak itu kotor, namun tentu saja hal itu tidak sepenuhnya benar selama selalu menjaga kebersihan ketiak. Â Perlakukan rambut ketiak seperti halnya rambut di kepala. Â Jaga kebersihannya agar bakteri tidak berkumpul dan menyebabkan masalah kesehatan dan aroma tak sedap. Â Jadi mencukur rambut ketiak agar tetap "bersih" nyatanya hanya mitos semata.
Jadi, tertarik dengan tren ini?
Sekian.
Referensi bacaan : Era, bustle, skinmd, the guardian, popsugar.