Lagu-lagu seperti "Stairway to Heaven"-nya Led Zeppelin dan "Beter Than You Better Than Me" milik Judas Priest adalah dua lagu yang digadang-gadang memiliki pesan setan bila dimainkan secara mundur. Â
Hal ini bahkan membuat Judas Priest harus menghadapi gugatan perdata dengan tuduhan telah membuat dua penggemarnya melakukan bunuh diri setelah mendengarkan album "Stained Class."Â
Frontman Judas Priest, Rob Haldford pun hanya bisa berkata bahwa tak ada band yang menginginkan penggemarnya mati sia-sia dengan melenyapkan dirinya sendiri.
Sementara itu, di rumah nan megah, istri senator Al Gore, Tipper Gore baru saja mendengar putrinya memainkan album milik Prince "Purple Rain" yang ternyata di dalamnya ada nomor cabul yang berjudul "Darling Nikki."
Nah, dua hal inilah yang membuat Tipper Gore berinisiatif membangun sebuah komite bersama para istri orang berpengaruh berjuluk "Washington Wives" Â yang didedikasikan untuk meningkatkan kontrol orang tua atas konsumsi musik anak-anak dengan nama Parents Music Resource Centre (PMRC). Â
PMRC berjanji untuk melindungi telinga-telinga tanpa dosa dari gangguan tak patut atas musik yang di dalamnya terdapat iming-iming narkoba, kekerasan, seks, dan ilmu ghaib.Â
Namun niat PMRC sempat dihadang oleh para pejuang kebebasan berekspresi, salah satunya Mary Morello (Ibu dari Tom Morello, gitaris Rage Against The Machine) yang menjadi tokoh utama kampanye "Parents for rock and rap."
PMRC tak gentar, mereka pun segera merilis Filthy Fifteen yaitu daftar 15 lagu yang dianggap menyesatkan dan tidak pantas didengarkan oleh para penikmat musik yang labil.Â
Venom, Black Sabbath, Judas Priest, Motley Crue, Deff Leppard, AC/DC, Twisted Sister adalah beberapa di antaranya. Â Namun tak hanya musik metal, musik pop pun ikut digeruduk seperti nomor milik Madonna, Prince, Sheena Easton, sampai Cindy Lauper.
Pergerakan PMRC pun tak terbendung, selain membanjiri media masa dengan narasi pedas, menekan perusahaan rekaman dengan penggantian label, mereka pun membawa masalah ini ke hadapan senat ketika tengah mengadakan sidang advokasi kepada Asosiasi Industri Rekaman Amerika atau RIAA untuk mulai memakai sistem peringkat bagi musik-musik eksplisit. Â
Saksi lawan mereka adalah Frank Zappa, John Denver, dan Dee Snider yang menentang sensor artistik. Namun perjuangan trio musisi legendaris ini terhenti karena PMRC memenangkan kasus tersebut dan label PAL yang dikenal dengan julukan "Sticker Tipper" pun akhirnya lahir.Â