Bila membaca kisah ini saat sudah berangkat tuwir eh dewasa, ternyata dapat menimbulkan sesuatu yang menggelitik di jiwa yang bebas ini, cie.
Mengapa? Karena bila ditilik-tilik sambil jungkir balik, dongeng ini bisa menimbulkan rasa ingin "ta' hih" terutama di bagian sang gadis yang mau saja dinikahi raja nan tamak yang pernah mengancam akan menghukumnya bila tidak berhasil memintal jerami menjadi emas. Nah kan bikin emosai jiwa.
Namun nyatanya, Rumpelstiltskin adalah dongeng sebelum tidur untuk anak-anak dengan bahasa yang gak ndakik-ndakik. Â Seperti halnya kisah-kisah pengantar tidur untuk anak-anak, selalu ada pesan moral yang terkandung di dalamnya yaitu jangan terlalu mudah mengucap janji dan menguar kebohongan karena akan merugikan di kemudian hari. Â
Kisah Rumpelstiltskin kini sudah tersebar di mana-mana baik dalam bentuk buku fisik atau elektronik sedangkan buku milik saya sendiri kini tak tahu rimbanya. Â Kalau dipikir-pikir sedih juga sih buku sebagus itu bisa hilang saat pindahan, namun satu hal yang pasti bahwa kenangan akannya tak kan pernah menghilang begitu saja.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H