Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Tindik Tubuh (Body Piercing), dari Ritual Pengorbanan sampai Menjadi Tren yang Kekinian

29 April 2021   09:24 Diperbarui: 30 April 2021   11:29 2850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tindik sebagai tren. Sumber: Parapuan via Kompas.com

Rolf Buchholz, pria pemilik banyak tindikan di wajahnya. (Ilustrasi : superwoman)
Rolf Buchholz, pria pemilik banyak tindikan di wajahnya. (Ilustrasi : superwoman)
Jim Ward dan rekannya Doug Malloy digadang-gadang sebagai dua orang pertama yang mengembangkan tehnik tindik-menindik di Amerika. Jim Ward sendiri mendapat julukan "The Granddaddy of the modern body piercing movement" oleh MTV dalam film dokumenter bertajuk "The Social History of Piercing."

Pada tahun 1980, Ward mendirikan toko tindik profesional pertama yang bertempat di Los Angeles bernama Gauntlet. Ia memperkerjakan seorang pionir tindik wanita, Elayne Angel.  Wanita yang kini genap berusia 60 tahun itu telah mempraktikan lebih dari 40 ribu tindikan, termasuk tindik lidah yang kemudian hari menjadi salah satu tren fesyen dunia.

Kini tindik tubuh sudah merangsek kemana-mana, kebanyakan dilakukan untuk keindahan dan sarana mengekspresikan diri. Satu hal, apapun jenis tindik yang dipilih atau di manapun letaknya tetaplah harus memperhatikan segi keamanan dan kenyamanan.  Yap, bila tindik dilakukan secara sembarangan jatuhnya malah menjadi penderitaan, ya kan?

Sekian.

Referensi : allthatsinteresting, wikipedia, themarieclaire, dan bbpa.org.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun