Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kenali Beberapa Minyak untuk Memasak agar Tidak Tersesat

16 Maret 2021   19:39 Diperbarui: 16 Maret 2021   21:53 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dulu minyak tanah adalah primadona dapur, terutama dapurnya ibu saya. Ya, zaman segitu belum mengenal tabung gas, baik yang biru, ijo, apalagi pink, jadi bahan bakar kompor ya minyak tanah alias kerosene.

Kompor minyak tanah itu rempong, di mana sumbunya harus diganti bila sudah memendek. Gak kayak sekarang, sumbu pendek malah merajalela di mana-mana bikin pening kepala aja.

Selain minyak tanah, minyak kelapa kopra menjadi ratu untuk goreng dan tumis. Simbah saya bilangnya minyak klentik, belinya per-desi pakai gayung terbuat dari besi.

Masak-memasak zaman bareto mah hanya mengenal dua minyak itu, minyak tanah sebagai bahan bakar dan minyak kelapa untuk memasak. Namun seiring dengan perkembangan zaman divisi perminyakan di dapur menjadi menggelembung. 

Di dapur ya soalnya bila di luar dapur, minyak nyong-nyong, kutus-kutus, tawon, dan bulus yang menjadi primadona tapi bukan Donadoni, itu mah pemain bola Itali, eh.

Jadi minyak apa saja sih yang wajib dikenal oleh para pecinta masak-memasak agar tak salah pakai? 

Baiklah, kali ini Mamak Dokter Stone Cobek Ulekan Bersodara akan menggelar dagangan eh keterangan.

1.  Minyak Sawit (Palm Oil).

Ilustrasi : kompas.com
Ilustrasi : kompas.com
Minyak jenis ini  yang paling banyak nongkrong di rak-rak supermarket maupun pasar tradisional.  Minyak goreng berbahan dasar kelapa sawit ini memiliki lemak jenuh yang cukup tinggi serta tahan panas. Jadi ya syair panas ... panas ... panas ... Kakang Armand Maulana gak bakalan cucok bila bertemu minyak sawit, lha tahan panas je.

Minyak sawit ini dibuat dari mesocarp buah kelapa sawit dan merupakan bahan memasak yang umun ditemukan di wilayah Asia Tenggara, Afrika, dan sebagian Brasil.  Mengapa kini minyak goreng dirajai oleh si sawit? Tak lain tak bukan karena biaya produksinya yang rendah dan memiliki kestabilan oksidatif ketika digunakan untuk menggoreng.

Keunggulan lain dari minyak sawit adalah harga yang relatif murah, bebas lemak trans, memiliki antioksidan alami, tidak berasa dan tak berbau, serta dapat meningkatkan cita rasa pada makanan.

Kini minyak sawit banyak dijual dalam bentuk kemasan dalam berbagai macam merek. Minyak ini dapat digunakan untuk memasak apa saja seperti goreng, tumis, sampai membuat brownis.

2.  Minyak Kelapa (Coconut Oil).

Ilustrasi : kompas.com
Ilustrasi : kompas.com
Saat saya masih unyuk-unyuk, minyak goreng yang dipakai ibu memasak adalah jenis minyak kelapa ini. Tanpa kemasan alias curah. Minyak ini terkadang tidur bila tak mendapatkan suhu yang tepat dan kerap berbau tengik bila dipakai berulang-ulang.

Minyak yang berasal dari buah si nyiur melambai ini mengandung kolesterol dan asam lemak jenuh yang tinggi.  Sekarang minyak jenis ini tak banyak di pasaran, harganya pun relatif lebih tinggi dari pada minyak sawit.  Minyak kelapa cocok untuk menumis dan membuat kue.

Tak hanya untuk memasak, minyak kelapa pun digunakan di lini kecantikan dan kesehatan seperti mencegah osteoporosis, menstabilkan gula darah, membakar lemak perut, menekan resiko jantung sampai memelihara kesehatan kulit dan rambut. 

Oleh karena kedahsyatannya, minyak kelapa dimasukan dalam katagori superfood.

3.  Minyak Zaitun (Olive Oil).

Ilustrasi : merdeka.com
Ilustrasi : merdeka.com
Olive yang ini bukan tambatan hatinya Popeye ya apalagi tambatan perahu di dermaga, eheheh, melainkan buah yang berasal dari wilayah Mediterania.  Olive oil atau minyak zaitun dihasilkan dari perasan buah zaitun yang memiliki konsentrat rendah.

Ada dua jenis minyak zaitun yang dikenal di pasaran yaitu minyak zaitun biasa dan extra virgin olive oil. Dua jenis minyak ini dibedakan berdasarkan proses pembuatannya yang tentu saja memengaruhi hasil akhir.

Minyak zaitun biasa yang memiliki warna pucat bening dan rasa tawar ini diproses dengan cara pemanasan yang melibatkan beberapa bahan kimia dengan tujuan memperpanjang masa simpan.  Nah, karena minyak zaitun biasa ini berkualitas lebih rendah dari sohibnya maka cocok digunakan untuk pengganti minyak sayur dalam hal goreng-menggoreng.

Akan halnya extra virgin olive oil diproses dengan tahapan yang minimalis yaitu cold pressing, sehingga cita rasa buah zaitunnya masih sangat tebal.  

Kandungan zat antioksidannya pun paling tinggi dari si sohib. Minyaknya sendiri berwarna hijau dan pekat, cocok digunakan sebagai salad dressing, selai roti, dan tumis- menumis.

4.  Minyak Jagung (Corn Oil).

Ilustrasi : asta homeware
Ilustrasi : asta homeware
Jagung gak hanya enak dibakar dan dimakan ditengah ladang seperti yang dilakukan Mbah Ukik beberapa waktu lalu namun juga dapat dijadikan minyak. Iyak, minyak jagung ini dihasilkan dari ekstrasi biji jagung dan cocok digunakan memasak dengan tehnik deep frying.

Minyak jagung memiliki warna agak kekuningan dengan cita rasa ringan dan beraroma khas. Di pasaran, minyak jagung memiliki harga yang lumayan tinggi walaupun gak setinggi gunung.

5.  Minyak Wijen (Sesame Oil).

Ilustrasi : Fimela
Ilustrasi : Fimela
Ingat, sesame oil ya bukan sesame street apalagi open sesame. Minyak ini adalah favorit saya. Yak, minyak yang berasal dari ekstrasi biji wijen ini memiliki aroma khas dan dapat menyedapkan masakan.  Tiongkok, Jepang, Korea, India Selatan, dan beberapa daerah di Timur Tengah merupakan wilayah yang biasanya mengunakan minyak wijen dalam banyak olahan masakannya.

Minyak wijen ada dua jenis dilihat dari proses pembuatannya yaitu minyak wijen biasa dan panggang. Minyak wijen biasa digunakan untuk menggoreng, menumis, dan memanggang karena memiliki rasa netral dan dapat menahan panas tinggi.  

Akan halnya minyak wijen panggang dapat digunakan pada tehnik memasak api kecil atau sebagai penyedap dengan cara menambahkannya ketika masakan telah jadi. Hasilnya?  Wangi semerbak mengguggah selera.

6.  Minyak Canola (Canola Oil).

Ilustrasi : Fimela
Ilustrasi : Fimela
Minyak ini berasal dari biji tanaman Canola atau dalam bahasa latinnya Brassica napus yang dihancurkan. Nama canola sendiri berarti Canada Oil yaitu nama negara yang menjadi prosusennya. Cita rasanya yang ringan membuat minyak ini cocok digunakan untuk menumis dan menggoreng dengan tehnik pan-frying.

Kandungan asam alpha-linolenat dan asam linoleat yang merupakan asam lemak omega-3 dan omega-6 membuat minyak canola menjadi salah satu minyak kesehatan.

7.  Minyak Bunga Matahari (Sunflower Oil).

Ilustrasi : suara.com
Ilustrasi : suara.com
Biji bunga matahari tak hanya bisa dijadikan kudapan bernama kuaci tapi juga dapat dijadikan minyak untuk goreng-menggoreng.  Memiliki titik asap tinggi serta rasa yang ringan membuat minyak bunga matahari baik digunakan untuk menggoreng, memanggang, dan salad dressing.

8.  Minyak Kedelai (Soybean Oil).

Ilustrasi : grid.id
Ilustrasi : grid.id
Minyak kedelai diperoleh dari ekstrasi biji kedelai dan menjadi salah satu pilihan minyak sehat.  Memiliki titik asap yang tinggi membuat minyak kedelai cocok digunakan untuk menggoreng, membakar, dan memanggang.

Minyak kedelai mengandung PUFA (polyunsaturated fatty acid) atau asam lemak tak jenuh ganda yang baik untuk membantu menurunkan kadar kolesterol dan resiko penyakit jantung.

9.  Minyak Alpukat (Avocado Oil).  

Ilustrasi : hellosehat.com
Ilustrasi : hellosehat.com
Saya belum pernah menggunakan minyak yang dihasilkan dari daging buah alpukat ini karena memang kurang populer.  Minyak alpukat memiliki lemak sehat dan mengandung beberapa senyawa antioksidan yang sangat bermanfaat bagi tubuh.  

Namun demikian kandungan nutrisi minyak alpukat sudah tidak lagi sama jumlahnya dengan buah alpukat utuh karena telah melewati proses pembuatan yang rumit.

Minyak alpukat memiliki titik panas tinggi hingga 250 derajat celcius.  Harga jualnya lebih mahal empat kali lipat dari minyak zaitun. Minyak ini cocok digunakan untuk menumis sayuran, memanggang, dan salad dressing.

Nah, kawan-kawan seperdapuran, demikian kiranya beberapa minyak sayur yang kerap dibutuhkan untuk keperluan olah-mengolah makanan.  

Satu pesan dari Mamak Dokter Stone Cobek Ulekan Bersodara jangan terlalu banyak makan minyak apalagi bersama botol-botolnya karena itu ... berbahayaaa *pakai cengkok Bang Haji Rhoma Irama.

Sekian.

*dari berbagai sumber.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun