Semester baru menjelang, anak-anak harus kembali belajar. Ya, kemungkinan sih kembali belajar secara virtual. Â Saya sendiri ketika pembagian raport semester ganjil kemarin disodori surat pernyataan mengijinkan atau tidak mengijinkan anak untuk sekolah tatap muka yang bertempelkan materai enam ribu.
Dan tentu saja saya tidak mengijinkan karena kasus Covid di daerah saya sedang tinggi-tingginya. Gaji naik menggembirakan, lha ini kasus Covid yang naik, ya mengerikan, Pak Dadang!
Belajar di rumah tentu memiliki perbedaan dengan belajar di sekolah. Â Ya namanya juga di rumah pasti ada saja yang menjadi kendala salah satunya adalah rasa malas. Apalagi anak-anak, kalau di rumah itu bawaannya santai walau gak lagi di pantai. Â Leha-leha, kalo bisa sih sambil rebahan.
Nah, agar rasa malas enyah, ada baiknya segala hal yang bersangkut-paut dengan belajar mengajar dibuat senyaman mungkin.  Sebelum semester baru dimulai ada baiknya orang tua  melakukan beberapa persiapan menyangkut PLJJ (Pembelajaran Langsung Jarak Jauh) salah duanya adalah persiapan mental dan material. Â
Berikut ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua dalam menghadapi pembelajaran virtual atau PLJJ di antaranya adalah :
* Â Konsisten membangunkan anak sesuai waktu yang telah disepakati, Â subuh adalah waktu yang tepat. Â Apabila anak susah dibangunkan, gunakan trik ibu-ibu zaman old yaitu membuat suara detingan sendok di gelas tepat di telinga si anak, mencipratkan air ke wajah atau meneriakan nama anak dengan kekuatan nada sampai 3 oktaf, eheheh lebay. Â Bikin kaget? Tentu tidak. Lha kagetan mana dengan bunyi sirine yang merepet atau dentuman meriam ala Om - om tentara, hayooo.
* Â Siapkan sarapan. Ya, sarapan adalah hal penting sebelum melakukan aktivitas karena merupakan sumber energi bagi tubuh. Â Selain dapat melindungi tubuh dari gempuran penyakit, meningkatkan mood, memberi nutrisi, Â sarapan dapat membuat anak lebih fokus saat belajar. Â
Ada beberapa menu sarapan yang dapat dipilih, saya biasanya memutar menu per satu minggu agar anak tidak bosan. Â Sarapan ini bisa berupa dua lembar roti beroleskan selai coklat atau mentega, nasi goreng, bubur ayam, kupat tahu, lontong dan genknya, nasi uduk, nasi kuning, nasi bakar, dan varian olahan nasi lainnya. Â Food preparation bisa dari malam hari sehingga pagi hari tinggal meracik atau bisa juga dari dini hari itung-itung sambil siskamling, heuheu.
* Â Persiapkan seragam sekolah dan mintalah anak untuk mengenakannya. Â Walaupun belajar di rumah, menurut saya pemakaian seragam dapat membuat anak disiplin serta setidaknya mendongkrak semangat anak seakan ia belajar di sekolah. Â Lagi pula salah satu ketentuan sekolah anak saya memang harus selalu berseragam ketika mengikuti materi gurunya. Â
* Â Buatlah suasana ruangan belajar anak senyaman mungkin. Â Tata letak meja dan kursi, aliran keluar masuk udara, dan penerangan harus diperhatikan dengan saksama. Â Jangan sampai anak kehilangan fokus dan mengantuk karena kekurangan oksigen, ya bund.
* Â Sediakan gadget yang menunjang proses belajar mengajar. Â Saya sendiri menyediakan laptop dengan game jadul yang minim sehingga tidak merusak konsentrasi anak. Â Anak sekarang kan sukanya game online, dikasih game kartu-kartuan mah mana tahaaaaan. Â
*  Penuhi kebutuhan kuota internetnya.  Walaupun ada kuota belajar yang diberikan  pemerintah sebesar 30 giga sebulan namun jaga-jaga kuota cadangan harus dilakukan.  Jangan sampai ada kata "putus" di antara kita, putus jaringan internet maksudnya.
* Â Sediakan cemilan untuk waktu istirahat. Â Belajar di rumah ada juga waktu istirahatnya kan, biasanya pukul 10 teng. Â Oleh sebab itu untuk mengisi kembali energi yang telah menyusut dalam tubuh, sediakan camilan sehat dan air putih yang mencukupi agar anak tidak mengalami kekurangan energi dan dehidrasi.
* Â Jangan membuat kegaduhan, buatlah suasana rumah setenang mungkin. Suasana rumah adem ayem tanpa suara gaduh yang tak perlu itu adalah salah satu hal penunjang anak belajar di rumah. Ya, suara-suara keras dapat mengganggu konsentrasi.
Memang sih biasanya anak memakai head phone atau ear phone ketika menerima materi gurunya tapi setidaknya sebagai orang tua jangan ngadi-ngadi lah mementingkan diri sendiri seperti misalnya menonton televisi dengan suara menggeleggar karena habis beli home theater anyar, weks, jangan ya!
Demikian kiranya hal-mustahal yang dapat dipersiapkan dan dilakukan orang tua agar proses belajar-mengajar di rumah tentram, aman, dan sentosa. Â Sebagai orang tua sudah sepatutnya lah kita memberikan semua sumber daya kita untuk buah hati tercinta.
Selamat menempuh semester baru, anak-anak,
Tetap semangat ya!
Untuk para orang tua, semangat juga ya! Jangan cepat naik darah bila anak bertanya berulang-ulang karena belum mengerti dengan apa yang tengah dipelajari.
Untuk para guru, semangat pangkat dua tahun cahaya ya! Jangan lelah untuk mentransfer ilmu dengan berbekal banyak video dan menjawab berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan materi pengajaran baik dari siswa pun orang tua di rumah.
Sekian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI