Bila diterawang tanpa diraba, hilangnya tren besekan dalam antar-mengantar makanan berkat ini kemungkinan karena harga besek yang mahal. Lebih mahal sedikit di atas harga dus, dan lebih mahal banyak di atas harga styrofoam.
Maklum saja, besek dianyam dengan tangan yang kecepatannya gak setara dengan mesin-mesin pabrikan. Â Dapat dikatakan bahwa ada sebuah seni tersendiri dalam pembuatan besek. Â Dan ada sebuah rasa yang tertinggal dari penganyamnya melalui lembar-lembar sayatan bambu yang dijalin sedemikian rupa, cie.
Dengan mengemas makanan menggunakan besek, kita tak lagi harus membuat lubang untuk sirkulasi udara. Â Ya, besek memiliki celah-celah kecil sehingga kans untuk makanan basi dapat diminimalisir. Â Selain itu besek pun sangat ramah lingkungan mengingat bahannya dari bambu.
Nah, karena rindu akan nasi besek dan gak memiliki nasib sebagus Mbak Ukik yang dapet ter-teran nasi berkat, maka saya pun akhirnya membuat nasi besekan dengan besek bekas kemasan ayam goreng, ihihi bener-bener gak modal.
Menu nasi besekan ala saya terdiri dari nasi merah liwet dan cabe gendot, telur asin, cumi asin goreng, tempe dan kacang goreng,mentimun serta tomat.
Bahan :
250 gr beras merah, cuci bersih
500 ml air
1 sdm margarin
1 genggam teri nasi/medan, goreng kering