In The Arms of Sleep adalah salah satu nomor milik Smashing Pumpkins yang kerap mengingatkan saya akan sebuah kisah cinta sejati tak berbalas yang paling mahsyur seantero jagad raya. Ya, kisah cinta milik penyair zaman pertengahan, Durante di Alighiero degli Alighieri alias Dante.
Hanya dua kali bertatap muka, namun cinta yang dirasakan Dante terhadap Beatrice Portinari atau Bice bergelung seumur hidup di dalam hatinya
Tak hayal semua karya penulis puisi asal Itali ini dipenuhi oleh sosok Bice, love of the first sight-nya. Bice terekam indah dalam puisi narasinya yang kondang yaitu "La Vita Nuova" dan "La Divina Commedia".
Dalam La Divina Commedia atau The Divine Comedy (komedi ketuhanan), Bice menjadi pendampingnya di bab paradiso atau surga, sedangkan di bab sebelumnya yaitu Inferno (neraka), Dante di dampingi Virgil, dan di Purgatorio (penebusan) Dante di dampingi oleh Maria. Tuh kan, di surga Dante hanya ingin di dampingi Bice.
Puisi panjang yang juga menjadi inspirasi Dan Brown dalam novelnya yang berjudul Inferno ini walau judulnya ada unsur komedi, isinya sama sekali gak ada lucu-lucunya.
Komedi di sini merunut pada bahasa yang digunakan Dante yaitu Itali modern dimana saat itu bahasa rakyat disebut kurang sopan dan dianggap sebagai lelucon bila berkaitan dengan puisi.
Ya, zaman itu bahasa latin lah yang paling banyak digunakan untuk menuliskan puisi. Namun bahasa rakyat itulah yang akhirnya mengantarkan Dante menjadi penyair yang disegani, bahkan seorang Michael Angelo pun mengatakan bahwa tidak pernah ada di dunia, orang yang lebih hebat daripada Dante, tsaaahh.
Semua kekuatan puisi Dante ini berasal dari cinta tak berbalasnya terhadap Beatrice. Ya, cinta yang terus hidup sampai maut menjemput.
Hal ini membuktikan bahwa kepedihan akan cinta tak berbalas itu ternyata dapat menghasilkan karya seni yang dahsyat seperti halnya nomor-nomor milik band rock yang beberapa waktu lalu merilis album baru berjudul Shiny and Oh So Bright, Vol. 1 / LP: No Past. No Future. No Sun, Smashing Pumpkins.
Nomor-nomor? Â Yap, Smashing Pumpkins memiliki banyak koleksi lagu tentang cinta tak berbalas. Â Mungkin Mas Billy Corgan yang kini mantap menggunakan nama panjangnya William Patrick Corgan alias WPC ini sering sekali mengalami ketidakcucokmeongan perasaan dengan seseorang yang ditaksirnya.
Beberapa lagunya sebut saja Soma, Rotten Apples, Stand Inside Your Love, Crestfallen, Luna, dan Medellia Of The Grey Skies adalah lagu-lagu yang mengekspresikan rasa pedih akan cinta tak berbalas.
Selain nomor-nomor pedih milik Smashing Pumpkins tersebut, di dunia ini ada beberapa nomor lain yang berkisah tentang cinta tak berbalas, diantaranya adalah:
Return to Sender -- Elvis Presley
Aih jadul amat yak ini lagu.  Ya, yang namanya cinta tak berbalas itu memang sudah ada sejak zaman batu, oleh sebab itu jangan merasa menjadi orang termalang sedunia bila cinta kita (Kita? Saya aja kalik) bertepuk sebelah tangan.  Tengoklah Om Elvis Persley,  biarpun surat yang ia kirim kepada gadis pujaannya di balikin terus-menerus tapi dia tetap tegar kok dengan mengulang-ulang chorus Return to sender, hihi. Tapi loh ya, yang kasihan ya Pak pos-nya karena harus bolak balik kirim surat, pasti dia kesel banget tuh.
I gave a letter to the postman, he put it his sack
Bright in early next morning, he brought my letter back
She wrote upon it
Return to sender, address unknown
No such number, no such zone
Creep -- Radiohead
Nomor ini adalah nomor yang telah melejitkan nama Radiohead di duapuluh enam  tahun yang lalu.Â
Ya, Creep adalah single hits Radiohead yang berada di album pertama mereka "Pablo Honey". Thom Yorke menulis lagu yang direkam pertama kalinya secara akustik ini saat tengah berkuliah di Exeter tahun 1987 silam.
Menurut buku Radiohead: Hysterical and Useless, lagu ini ditulis oleh Thom terinspirasi oleh obsesinya mencintai seseorang yang sering terlihat saat ia nongkrong di bar tapi tidak dikenalnya.
Jadi gimana mau dibalas cintanya, lha wong kenal aja enggak. Mau kenalan malu, maklum generasi lama suka malu-malu nggak jelas gitu lah, heuheu.
I want you to notice
When I'm not around
You're so very special
I wish I was special
Black -- Pearl Jam
Black adalah salah satu lagu yang paling saya sukai dari band yang lahir di Seattle ini, apalagi bagian cucucucururutnya, eh tapi bukan jenis tikus ya. Salah satu line-nya yang berbunyi  I know someday you'll have a beautiful life, I know you'll be a star, In somebody else's sky, But why can't it be mine ini menunjukkan ada hati yang terluka  karena cinta tak berbalas, walaupun bila disatukan dengan lirik lainnya bisa di interpretasikan berbeda.
Nomor balad ini berada di album debut Pearl Jam yang bertajuk Ten. Bila mendengarkan lagu ini bawaannya jadi mellow jellow, apalagi bila dibarengin dengan makan ayam geprek level lima, niscaya air mata bercucuran tanpa jeda, hiks.
Shiver -- Coldplay
Coldplay meletakkan nomor pedih ini di album pertama mereka yang berjudul 'Parachutes'. Â Gosipnya nih, lagu yang ditulis dua tahun sebelum rilis ini terinspirasi dari pendendang 'Torn' , Natalie Imbruglia.
Nomor ini cocok sekali bila dijadikan soundtrack film remaja yang berkisah tentang pemuda freak yang naksir gadis populer. Â
Coldplay sukses membawakan lagu ini dengan musik yang renyah serta cara bertutur Chris Martin yang pas.
I'll always be waiting for you
So you know how much I need you
But you never even see me, do you
Losing My Religion -- R.E.M.
Lagu yang berisi alunan mandolin ini meskipun gonjrang-ganjrengnya ceria namun kisah di dalamnya ternyata cukup pedih.
Nah, lagu ini berkisah tentang menyukai seseorang tapi tidak berani mengatakannya atau pun mengekspresikannya. Entah malu atau takut di tolak.
Jadi yang hanya bisa dilakukan adalah menebak-nebak perasaan orang yang ditaksirnya itu.
But that was just a dream
Try, cry, why try
Antara Ada dan Tiada -- Utopia
Ini adalah salah satu lagu cinta tak berbalas negeri sendiri yang menyayat namun indah. Â Lagu ini berada di album pertama band yang berdiri tahun 2002 silam yang bertajuk sama dengan nama bandnya, Utopia.
Tanpa memakan waktu yang lama, single ini menjadi hits. Suara Pia yang khas menghiasi nomor yang sempat menjadi soundtrack sinetron Ganteng-ganteng Serigala ini, auuuuuummm.
Setiap 'ku melihatmu
'Ku terasa di hati
Kau punya segalanya
Yang aku impikan
Dan anganku tak henti
Bersajak tentang bayangmu
Walau kutahu
Kau tak pernah anggap 'ku ada
Nah, sodara-sodara setumpah darah merdeka, demikian beberapa nomor ciamik yang dapat mewakili perasaan hati akan cinta yang tak berbalas.
Walaupun menikmati nomor-nomor ini terasa seperti berbahagia diatas penderitaan orang lain namun tak apa karena toh yang menulis dan mendendangkan merasa berbahagia juga.
Betapa tidak, nomor-nomor yang sebagian besar berdasarkan kisah personal dari penulisnya ini telah melambungkan nama yang bersangkutan di dunia musik.
Jadi, tunggu apa lagi.  Bagi yang sedang meriang karena cintanya tak berbalas, mengapa tidak mencoba untuk berkarya.  Gunakan energi sakit hati untuk menciptakan  karya seni yang hakiki.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H