Swak prasangka membuat ku  buta
Â
Pandulah aku
Tunjukkan jalan
Aku ingin pulang
Tak terasa satu persatu tetes air mata meluncur bebas di kedua pipinya, Kei tak kuasa melanjutkan. Ia matikan ponselnya, menyandarkan punggungnya lalu memejamkan matanya, menikmati angin sore yang berhembus pelan membelai pipinya yang kini telah mengering.
Tanpa membuka mata, ia tahu bahwa ada seseorang yang duduk di sampingnya.
"Ryu, bukankah kamu urung datang?" Kei bertanya, tak ada jawaban.
"Ryu?"
Masih tak ada jawaban.
Kei membuka matanya, hampir saja ia terlonjak karena yang duduk disampingnya bukanlah Ryu. Rambut hijau itu kini telah kembali hitam sedangkan tubuhnya terlihat lebih kurus dibanding terakhir kali Kei bertemu dengannya.