Rein tak kuasa menatap mata Nara. "Kak, aku ... maafkan aku..."
"Aku tahu Rein." Nara tersenyum membelai kepala Rein lembut.
"Selamat tinggal Rein, mungkin kita akan bertemu kembali, tapi entah kapan, yang pasti kamu akan selalu ada dalam hati dan pikiranku karena aku sangat menyayangimu." Nara menyentuh pundak gadis itu lalu memasuki kereta yang tak lama lagi akan membawanya pergi
Rein tak kuasa menahan butiran air mata yang akan jatuh di pipinya. Ia menatap rangkaian kereta api yang semakin menjauh itu seiring dengan tibanya senja. Â Senja terakhir yang tersisa bersamanya.
Sementara itu di dalam kereta yang tengah membawanya ke tempat baru, Nara membaca berkali-kali kalimat yang tertera diatas kertas HVS yang selama ini ia simpan dengan rapi.
"Senja menghilang seiring dengan kepergianmu. Warna jingganya yang indah telah berganti dengan gelapnya malam. Biarpun kau dan senja lenyap dari pandanganku namun aku akan tetap disini, menunggumu beserta sinar jingga keemasan yang aku tahu pasti akan selalu kembali".
 **TAMAT**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H