"Nyaris, bisa saja nanti terjadi."
"Aku gak apa apa, itu cuma pusing biasa kok."
"Tapi aku gak biasa, dan aku gak mau merasa kecolongan."
"Kecolongan? Maksudnya?"
"Lepas dari pantauanku."
"Kenapa, memangnya aku gunung berapi yang harus dipantau terus?"
"Karena kamu memang gunung berapi."
"Apa maksud kakak?"
 "Gunung berapi itu tiba-tiba bisa meletus karena desakan magma dari dalam perut bumi yang sudah gak terbendung lagi dan kamu seperti itu."
"Aku bisa menekan semua desakan magma dalam diriku."
"Tapi teori kamu belum terbukti kan? Kemarin kamu hampir pingsan di depan sana, untung Indra lihat, coba kalau enggak, orang lain yang bakal repot."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!