Time is never time at all
You can never ever leave
Without leaving a piece of youth.
Seorang gadis awal 19, berbalut sneakers low-end, Â jeans belel, kemeja flanel, dan gelang kaki biru pudar bertemu dengan seorang pemuda, Â akhir 18, tangguh diantara sneakers high-end, jeans robek lutut, kaus oblong, dan gelang persahabatan berwarna hijau.
Sebuah  album ganda, The Smashing Pumpkins, Mellon Collie and The Infinite Sadness berpindah tangan.
Pemuda itu tersenyum simpul lalu berkata "dengarkan saja", sementara sang gadis yang membiarkan rambutnya teracak angin sore itu tersenyum manis dan berkata "pasti".
Gadis itu tertawa lepas bagai menemukan sesuatu yang pernah hilang ketika mendengarkan isi dua album yang menyatu menjadi satu. Suara sengau Billy Corgan, dentuman lincah penggebuk drum  Jimmy Chamberlin, petikan gitar James Iha, dan suara cabikan bass yang dalam dari D'archy Wretzky menggenapi semua rasa yang tak jua lelah melintas. Nuansa biru gelap nan klasik dan sebentuk gambar hati menuntaskan semua rasa.
Tonight tonight.
Gadis itu memutarnya lagi, lagi, dan lagi. Mendengarkan alunan musik orkestra yang keluar dari pelantang suara sambil melamunkan hal-hal hebat yang pernah dan mungkin akan terjadi.
And our lives are forever changed
We will never be the same
The more you change, the less you feel.
Namun semuanya mendadak hilang ditelan kegelisahan.Â
Pemuda itu merancau, meradang dan tersenyum masam. Â Semua berubah dalam sekejap, terlihat kilat di matanya.
And you know you ' re never sure
But you 're sure you could be right.
Pemuda  itu bimbang, memandangi gelas kosongnya dengan gelisah.  Kiri atau kanan, benar atau salah, baik atau buruk.
Believe in me as I believe in you.
Gadis itu berusaha meyakinkan, walau tak pernah tahu pasti ada apa di balik semua itu. Yang ia tahu bahwa hidup tidaklah selalu adil. Ia lelah.
Pemuda itu kembali dengan senyumnya yang pernah hilang.
Tonight tonight so bright.
Tapi terlambat sudah. Semua telah berbeda, mereka berbeda.
We 're not the same, we' re different.
Tak ada yang dapat merubah saat-saat yang tak terelakkan.
Pemuda itu berteriak,
"The impossible is possible tonight."
Gadis itu berbisik, "Possible is impossible tonight."
Pemuda itu menatap sang gadis dari kejauhan. Â Semuanya telah berakhir dalam lautan ego yang tak kuasa mereka padamkan.
Sementara gadis itu memeluk erat syair-syair yang pernah ia dengarkan, berharap dapat memeluk erat bayangan yang semakin memudar.
***
*Di petik dari nomor milik Smashing Pumpkins, Tonight Tonight.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H