"Entah rayuan apa yang Shia lancarkan ke kamu sampai kamu mau jadian sama dia, Shia memang ahlinya." Ratri tersenyum dengan sinis.
"Tapi peristiwa jadiannya kalian itu adalah titik balik dimana Jed mulai rajin memperhatikan kamu lagi." Â Ratri menggeleng-gelengkan kepalanya
"Kamu pasti tahu perasaanku kan Rein. Aku dengan Jed sudah mulai dekat, kami sering ke kantin, ngobrol, nonton basket, mengerjakan tugas bersama. Tapi itu sia sia, karena ternyata kalian malah terlihat berteman lagi. Kamu kenapa sih? Padahal jelas-jelas dia telah menjauhi kamu sebelumnya."
Rein membisu, ia sibuk dengan pikirannya.
"Aku lihat kamu pergi dengan Jed dan anak-anak punk itu. Kamu gak tahu kan, aku ada di sana, di acara yang sama sekali aku gak ngerti isinya."
"Kamu ngikutin kami?"
"Iya, kamu parah banget sih, kamu gak kasih tahu Shia kan? Dia memang gak kuliah saat itu dan itu yang membuatku akhirnya memutuskan untuk membuntuti kalian, agar Shia tahu apa yang kamu kerjakan."
"Kamu yang bilang ke Shia?"
"Ya, dan aku juga yang bilang kalau  kamu dengan Jed pernah bertemu di gedung himpunan."
"Kamu mata-matain aku?"
"Cuma itu yang bisa aku lakukan, agar Shia lebih bisa mengendalikan kamu. Tapi ternyata kalau apa yang aku lakukan ini malah membuat kalian putus." sembur Ratri.