Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Di Penghujung Senja (36)

2 November 2017   16:04 Diperbarui: 2 November 2017   16:15 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : askideas

Rein membaca judulnya, ia terkesima.  Itu adalah salah satu cerpennya yang dimuat di majalah tersebut beberapa waktu yang lampau.

"Bahkan kamu sendirilah yang memberi ide kepada ku, ironis dan sedikit tragis kan? Aku baru tahu kalau kamu yang menulis ini dari Tantri.  Hmm, nama pena kamu keren juga." Ratri menjentikkan halaman majalah itu dengan kuku jarinya yang dioles kuteks transparan.

"Cerpen kamu ini adalah inspirasiku. Aku tahu Jed itu sangat perasa. Aku tahu bila kak Nara sangat melindungi adiknya. Dan aku tahu, aku cukup cerdik untuk memanfaatkan itu semua."

Rein masih saja terdiam, ia tidak tahu harus berbicara apa.

"Dan aku berhasilkan? Aku di sana waktu terakhir kali kalian bercakap-cakap di Kantin. Aku masih ingat benar wajah pucat kamu."

Mendengarkan kalimat Ratri itu, hati Rein terkoyak. Ia menarik nafas dalam dan mengembuskannya dengan pelan.  Inilah yang selalu ia lakukan bila sedang merasa kesal dan marah.

"Setelah peristiwa itu, akhirnya aku bisa bernafas lega. Aku mulai bisa dekat dengan Jed." Ratri tersenyum samar lalu melanjutkan bicaranya.

"Sebelum peristiwa di kantin itu, sebenarnya Shia pernah curhat sama aku bahwa dia sedang mencari cara untuk menjauhkan dua orang teman agar terhindar dari masalah. Aku gak tahu bahwa dua orang itu adalah kamu dan Jed, lalu akupun memberi ide kepada Shia. Ide yang cemerlang dengan sedikit tantangan yang sangat Shia sukai yaitu bertaruh untuk satu buah botol parfum kesukaannya dan tepat dugaanku, Shia selalu berhasil."

"Kamu? Shia? Parfum?" potong Rein.

Dunia Rein menjadi porak-poranda seketika, sebotol parfum telah mengubah jalan hidupnya.

"Dan ternyata orang itu adalah kamu, kebetulan sekali. Tapi Shia yang katanya hanya iseng malah mulai menyukai kamu juga." Ratri mendengus kesal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun