Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"System Of A Down", Menyuarakan Pandangan Politik Melalui Musik yang Unik

25 Oktober 2017   17:29 Diperbarui: 26 Oktober 2017   03:03 2151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : spotlightreport

Bagi para pecinta Linkin Park, tanggal 27 Oktober mungkin adalah hari yang ditunggu dimana pada tanggal tersebut band yang berdiri tahun 1996 itu akan mengadakan konser penghormatan untuk mendiang vokalisnya, Chester Bennington yang akan digelar di Hollywood Bowl, Los Angeles. 

Konser yang juga di dalamnya terdapat aksi penggalangan dana bagi yayasan nirlaba"Music for Relief". Itu rencananya akan disiarkan secara live streamingvia You Tube . Hal ini memungkinkan semua penggemar mereka di seluruh belahan dunia dapat menyaksikan konser tersebut secara real time.

Tak hanya para personil Linkin Park saja yang akan tampil di acara yang ditenggarai sebagai konser pertama selepas kematian Bennington itu, namun ada banyak band dan musisi terkenal yang terlibat di dalamnya. Salah satu band yang ambil bagian dalam acara tersebut adalah System Of A Down (SOAD). Ya, selain memiliki nuansa musik yang hampir sama, SOAD memiliki kedekatan tersendiri dengan band asal Agoura Hills California itu.

Hal ini dapat dilihat dalam album Linkin Park yang bertajuk "The Hunting Party". Di album ini terdapat sentuhan tangan dingin gitaris SOAD, Daron Vartan Malakian dalam lagu "Rebellion". Nomor dengan aroma SOAD yang kental ini merupakan salah satu tembang yang menunjukkan bahwa album ke-6 Linkin Park itu kembali ke akar mereka setelah sebelumnya banyak bermain di ranah EDM dan techno.

Hari ini saya mendengarkan Rebellion, dan tak terasa mata saya basah dibuatnya. Bukan karena mengingat Chester Bennington yang mati muda, namun karena saya mendengarkan lagu ini sambil mengupas bawang merah untuk persiapan masak nantinya. Sambil bercucuran air mata saya membayangkan sang gitaris yang matanya digarisi oleh eyelineritu memainkan gitar Ibanez Iceman-nya dengan garang. Lalu satu persatu munculah wajah-wajah khas dari belahan bumi asia barat lainnya yaitu Serj Tankian, John Dolmayan dan terakhir Shavo Odadjian.

Wajah khas keempat personil band yang berdiri tahun 1995 itu ternyata di dapat dari orangtua yang merupakan keturunan dari etnis Armenia. Etnis yang mengalami dua kali kasus genosida yang mengerikan. Yang pertama adalah genosida pada tahun 1894 yang dikenal dengan pembantaian Hamidian. Sedangkan yang kedua terjadi pada kisaran tahun 1915 saat Perang Dunia pertama berkecamuk dan setelahnya. Genosida yang dilakukan oleh pemerintahan Turki saat itu dibagi menjadi 3 bagian.

Bagian pertama adalah pemusnahan kaum laki-laki dengan mewajibkan mereka bergabung di militer alih-alih kerja paksa yang berakhir dengan banyaknya kematian. Bagian kedua adalah pembunuhan terhadap para wanita, anak-anak dan orangtua yang telah sakit-sakitan dalam perjalanan menuju Suriah dan Mesopotamia. Dan yang terakhir adalah pembunuhan terhadap kaum intelektual.

Beberapa negara Eropa menuding Turki melakukan genosida untuk meredam pemberontakan, sementara Turki berdalih bahwa kematian masal etnis Armenia bukanlah pembersihan etnis namun sebagai akibat perang sipil serta menyeruaknya wabah penyakit.

Seperti diketahui, jauh sebelumnya Armenia dikenal sebagai daerah yang begitu menggiurkan karena letaknya yang strategis diantara dua benua. Beberapa negara seperti bangsa  Asiria, Persia , Yunani, Romawi , Bizantium, Mongol, Arab , serta Turki pernah menjajah negeri yang kaya akan budaya ini. Pada tahun 1500 wilayah Armenia terbagi dua, yaitu yang dikuasai oleh Ottoman Turki dan Kesultanan Persia. 

Beberapa ratus tahun kemudian, Rusia berhasil mengambil alih kekuasaan Persia atas Armenia. Revolusi Bolshevik di Petrogard-lah yang akhirnya membuka peluang Armenia untuk merdeka. Pada tahun 1919, Armenia dibawah bendera Armenian Revolutionary Federation memproklamirkan berdirinya Republik Demokrasi Armenia. Sebuah perjuangan yang panjang dan melelahkan, penuh darah dan air mata.

Satu abad telah berlalu namun kepahitan akan pembersihan etnis yang menelan korban hampir 1,5 juta jiwa itu masih dirasakan baik oleh keturunan etnis Armenia pun oleh negara-negara yang mengakui adanya genosida disana.

Salah satu yang paling lantang dalam bersuara adalah para anggota band progressive metal asal Glendale California, System of A Down. Mereka membawa pandangan politiknya melalui musik yang mereka bawakan. Adalah Serj Tankian, sang vokalis yang jelas-jelas mengakui bahwa ia menuangkan semua pandangan politiknya melalui musik, tidak seperti  Audioslave atau Greenday yang terkesan malu-malu. Serj dikenal sebagai musisi yang memiliki pandangan politik "kiri". Ia mengawali kegemarannya akan musik dengan mendengarkan musik-musik revolusioner. Hal inilah yang menjadi salah satu alasannya mendirikan sebuah yayasan nirlaba, Axis For Justice bersama rekannya, gitaris Rage Against The Machine, Tom Morello.

Lagu-lagu SOAD sendiri banyak berkisah tentang perang, globalisasi, konsumerisme, lingkungan, kekerasan, dan sosial politik.

Band yang telah merilis 5 album, masing-masing, System of A Down, Toxicity, Steal This Album, Mezmerizedan Hyptonize itu memiliki warna musik yang sangat unik atau aneh mungkin. SOAD dengan sukses dapat memadukan musik metal dengan ska, reggae, funk, blues, serta irama middle east. Tempo lagu turun naik yang terkadang membuat terkaget-kaget adalah ciri khas mereka. Suara Serj dapat begitu jernih meliuk namun di lain kesempatan dapat begitu kasar dan tebal.

Saya sendiri mengenal SOAD sejak lagu hits mereka "Chop Suey!"  kerap diputar di MTV. Lagu yang benar-benar unik dengan banyak warna musik di dalamnya.  Nomor lain yang kerap saya dengarkan adalah "B.Y.O.B (Bring Your Own Bomb)".  Lagu yang terdapat pada album "Mezmerize"ini memiliki hentakan drum yang cepat.  Teriakan Daron yang terdengar aneh diawal memberi ciri khas tersendiri dari lagu yang di dalamnya terdapat nuansa funk itu.  Dan baris "lalalala" memberi ciri khas timur tengah yang menawan.

Akan halnya nomor "Radio/video" adalah nomor yang paling manis di album yang rilis pada bulan Mei 2005 ini.  Lagu yang di dalamnya terdapat sentuhan reggae ini entah mengapa menyebut-nyebut nama Danny dan Lisa haha.  Sedangkan "Sad Statue"  yang berkisah tentang anti pemerintahan itu terdengar bagai musik yang dimainkan oleh sang pionir trash metal, Metallica. 

"Toxicity" adalah salah satu lagu terbaik mereka yang dipenuhi dengan harmonisasi gitar dan entakan drum yang terjalin mesra.  Lagu ini berada di album kedua mereka yang berjudul sama.  Secara garis besar album yang rilis tahun 2001 ini menyoroti tentang perang, politik dan pemerintahan.  Tembang-tembang di album ini cenderung berdurasi pendek  yaitu dibawah 3 menit saja. Salah satu lagu favorit saya adalah yang berjudul "ATWA", yaitu lagu  balad yang lembut, lembut menurut ukuran SOAD tentunya karena tetap saja ada unsur "terkaget-kaget" di dalamnya.  "ATWA"  sendiri merupakan buah pemikiran sang gitaris Daron bersama produser mereka Rick Rubin.  Sedangkan "Aerials"  terdengar tidak terlalu berat dengan balutan vocal Serj yang jelas. 

Di album "Steal This Album!" terdapat lagu yang menarik berjudul  "I-E-A-I-A-I-O".  Lagu ini kental dengan unsur nu metalnya dengan hiasan rap tentunya.   Sedangkan di album pertama mereka terdapat nomor menarik yang berjudul  "P.L.U.C.K"alias "Politically Lying, Unholy, Cowardly, Killers". Gemuruh drum di lagu ini sangat terasa dan seperti beberapa lagu mereka, temponya naik turun.

Dua belas tahun sudah sejak album terakhir mereka rilis, namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda mereka akan mengeluarkan album baru. Padahal para penggemar mereka sudah tak sabar menantikan keluarnya album ke-6 mereka.  Di lansir dari laman Blabbermouth.net, sang drummer berujar bahwa mereka tengah disibukkan dengan banyak tur tahun ini.  Disebutkan pula bahwa gambaran musik untuk material album baru mereka telah ada namun waktunya dirasa belum tepat.

Jadi Mas S. Aji, sepertinya kita belum bisa menikmati lagu-lagu baru SOAD tahun ini hehe.  Sebagai penghiburan marilah kita dengarkan lagu yang mengkritisi televisi dan konsumerisme,  "Violent Pornography" saja, Woo Hoo.

Sekian.

Referensi : blabbermouth, sputnikmusic, wikipedia, ainulwicaksono, detik, dan semestafakta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun