Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Headbanging", antara Kenikmatan dan Bahayanya

27 September 2017   14:10 Diperbarui: 27 September 2017   21:13 2204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rambut panjang hitam legam indah memesona adalah dambaan kaum wanita. Bagaimana dengan kaum pria? Apakah helaian rambut panjang yang menjuntai indah mereka dambakan juga? Bagi sebagian metalheads, mungkin akan terlontar jawaban "ya". Rambut panjang adalah modal mereka untuk menikmati musik-musik keras yang memiliki tempo hingga 200 bpm (beats per minute) itu.Mengapa bisa begitu? Karena musik keras seperti heavy metal, thrash metal, speed metal dan semua turunannya itu identik dengan "headbanging". Dan headbanging akan terasa lebih nikmat apabila dilakukan diantara kibasan rambut yang tergerai bebas, begitu menurut seorang teman yang mana adalah penggemar musik heavy metal dan underground.

Menurut Wikipedia headbanging merupakan aktivitas yang membutuhkan kekuatan berlebihan saat menggerak-gerakkan kepala ke atas ke bawah, sesuai dengan hentakan musik keras. Kebanyakan penonton konser musik heavy metal melakukan hal ini.

Ya, semua jenis musik memang selalu memberi dorongan kepada pendengarnya untuk melakukan gerakan, dari yang nyaris tak terlihat sampai yang ekstrim.

Salah satu gerakan menikmati musik yang cukup ekstrim tak lain dan tak bukan adalah headbanging ini. Dibalik kenikmatannya, aktivitas ini ternyata telah banyak menelan korban diantaranya adalah Tom Araya, vokalis band trash metal, Slayer. Frontman salah satu band yang tergabung dalam The Big Four of Trash Metal ini harus menjalani operasi anterior serviks discectomy dan fusi untuk memulihkan keadaan tulang belakangnya yang cedera karena terlalu banyak ber-headbanging. Selain Araya, Terry Balsamo, gitaris dari band gothic metal Evanescence pun sempat mengalami serangan stroke. Baru-baru ini ada laporan bahwa headbanging telah membuat seorang metalhead mengidap aneurisma otak. Wah, mengerikan juga ya.

Headbanging mulai dikenal sejak era Motorhead naik yaitu sekitar tahun 1970-an silam. Menurut Lemmy Kilmister, pentolan Motorhead, dalam sebuah film dokumenter The Decline of Western Civilization Part II: The Metal Years, istilah headbanger awalnya berasal dari nama bandnya yaitu motorheadbanger lalu berkembang sedemikian rupa hingga kini. Ozzy Osbourne dan bandnya Black Sabbath-lah yang lalu mempopulerkan gaya menikmati musik sambil mengayun-ayunkan kepala keatas dan kebawah ini. Hal ini lalu disambut hangat oleh band-band metal lainnya seperti Iron Maiden dan Metallica. Kini Headbanging adalah salah satu signature move bagi para pendengar musik heavy metal.

Ada beberapa gerakan headbanging yang lazim dilakukan oleh para metalheads diantaranya adalah :

1. The up and down yaitu mengayunkan kepala keatas dan kebawah.

2. Circular swing atau kerap disebut windmill yaitu gerakan mengayunkan kepala dengan cara berputar bagai kipas.

3. The Whip merupakan gerakan yang mirip bagai windmill namun dibarengi dengan gerakan tubuh naik turun.

4. Drunk style adalah gaya headbanging yang tak menentu arahnya.

5. Side to side dilakukan dengan mengayun kepala ke kiri dan ke kanan.

6. The Whiplash yaitu mengayunkan kepala keatas dan kebawah dengan kekuatan penuh.

Pada dasarnya semua gerakan headbanging diatas dapat menimbulkan resiko buruk dari sakit kepala ringan, cedera otot, trauma otak, sampai stroke. Namun hal ini sebenarya dapat disiasati agar para penikmat musik keras terhindar dari berbagai cedera ketika menikmati musik kegemarannya.

Nicole Dinn, seorang pelatih kekuatan menyatakan bahwasannya seseorang dapat terhindar dari cedera otot ketika headbang dengan melakukan latihan stabilisasi leher serta latihan untuk mengaktifkan rantai posterior dengan angkat beban. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan keselarasan tulang belakang serta memobilitas pinggul dan pergelangan kaki.

Selain itu, bagi para headbanger, sebelum menonton konser musik keras dianjurkan untuk melakukan pemanasan dahulu misalnya dengan berlatih menggunakan alat bantu berupa foam roller ataupun lacrose ball.

Karena headbanging adalah sebuah bentuk kenikmatan saat mendengarkan ataupun membawakan musik keras maka selain menempuh berbagai latihan diatas, hendaknya para headbanger selalu melakukan gerakan secara seimbang dan tak berlebihan, karena sesungguhnya sesuatu yang berlebihan itu tidaklah baik.

Menikmati musik dengan berbagai gaya boleh saja asalkan tetap menjaga keselamatan, baik diri sendiri maupun orang sekitar.

Mulailah ber-headbang dengan baik, benar dan aman.

---

Sekian.
Referensi : metal injection, relentless beast, smarapura metalheads dan the guardian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun