Rein baru saja keluar dari wartel milik pak RT, bapak kosan Shia ketika si bapak yang tengah sibuk dengan sarung kotak-kotaknya itu bertanya kepadanya dengan wajah semringah.
"Neng Rein, Cep Shia ada gak, ya?" Pak RT bertanya dengan ramah.
"Sepertinya belum pulang, memangnya kenapa pak?"
"Ini ada yang nyari." Pak RT menunjuk gadis yang mengenakan rok bunga-bunga dan memakai tas sling yang senada dengan warna roknya.
Rein mengerutkan dahinya, siapa dia, adik Shia? Mana mungkin, yang ia tahu adiknya itu masih SMP. Â Ah mungkin dia saudaranya, begitu batinnya.
"Nyari Shia? Shia ada di kampus, kuliah sore." Â Rein berkata ramah kepada gadis itu.
"Oh gitu ya, eh kenalin aku Winda." Gadis itu mengulurkan tangannya.
"Reinaka." Rein menyambut uluran tangan Winda dengan hangat.
"Ada perlu penting? Ditunggu aja." Rein menawarkan.
Winda terlihat gelisah.
"Mau nunggu?" Rein memastikan.