Rein kebingungan di depan gedung yang pencahayaannya sedikit temaram itu. Shia yang tadi dilihatnya pergi di tengah lagu tak kunjung datang, sementara hampir semua tamu telah meninggalkan tempat itu. Â Beberapa orang yang mengenalnya, telah menawarkan tumpangan, tapi Rein menolak dengan halus.
"Rein ikut aku aja yuk, aku anterin sampe rumah, Shia kayaknya lama." Tiba-tiba Jimmy telah ada disampingnya.
"Gak usah Jim, makasih nanti Shia marah lagi."
Ban taft Jimmy berdecit, berhenti tepat di hadapan mereka. Â Kepala Jed keluar dari jendela di balik kemudinya.
"Rein ikut kita?" Jed keluar dari kendaraan berwarna biru dongker itu.
Jimmy menggeleng.
"Aku tunggu Shia disini aja dia pasti dateng kok, Jim." Rein meyakinkan temannya itu.
"Kamu yakin?" Tanya Jimmy.
Rein mengangguk. Sekilas ia melihat sosok Ratri dan Astri di dalam kendaraan milik pemuda penyuka pakaian berbau-bau Hawaii itu.
"Mau sampai kapan kamu nunggu Shia di sini, ini sudah jam 10. Â Kemana sih dia?" Jed terdengar sewot. Rein terdiam.
"Aku gak ikut Jim, aku temenin Rein dulu." kata Jed tiba-tiba.