***
Matahari telah pergi. Kerlip lampu sebuah kapal mulai terlihat di kejauhan. Â Aku menajamkan panglihatanku, menatap penuh harap. Dermaga kini di penuhi jejak bahagia. Satu persatu manusia manusia yang di penuhi rasa sukacita itu pergi bersama orang orang yang dikasihi. Aku menatap pintu kapal yang masih terbuka lebar, berharap ada seseorang yang tertinggal. Namun rupanya sukacita telah pergi tanpa kata kata. Hanya kerlip lampu kapal lah yang masih sudi menemaniku untuk menatap asa yang tak kunjung sirna.
 "Nak, matahari telah lama tenggelam, saatnya kita pulang." seperti biasa ibu mememuiku di tempat ini.
Aku tak menghiraukan ajakan ibu.
"Suatu saat nanti, kamu pasti akan bertemu kembali dengannya, namun bukan di dermaga ini melainkan di dermaga lainnya." Ibu merapikan syal di leherku.
Sementara aku menatap nanar mata ibu yang mulai berkaca kaca.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H