9. Blur. Saya adalah penyuka band yang beranggotakan Damon Albarn, Graham Coxon, Dave Rowntree dan Alex James ini. Suara Albarn yang terdengar malas-malasan adalah salah satu daya tarik tersendiri dari band kampus ini. Lagu mereka yang berjudul Song 2 adalah lagu yang sangat fenomenal. Potongan lagunya, selain sering digunakan sebagai musik latar pertandingan olahraga dari hockey, football sampai baseball, pun banyak digunakan untuk theme song game, seperti game Fifa 98.Â
Beberapa film layar lebar pun tidak mau ketinggalan untuk menggunakan lagu yang hanya berdurasi 2 menit itu sebagai musik latarnya salah satunya adalah film milik Dwayne Johnson yang baru saja saya tonton, yaitu Central Intellegance. Song 2 digadang-gadang sebagai lagu parodinya musik grunge yang kala itu tengah mengharu-biru dunia musik di Amerika. Album The best Of adalah album favorit saya di mana saya bisa mendengarkan lagu lagu hits mereka dalam sekali rengkuhan. Dari Charmless Man yang riang sampai No distance left to run yang mellow. Selain warna suara dan kepiawaian Albarn dalam menulis lagu, bassist mereka Graham Coxon adalah bassist yang sangat memesona dengan tingkah dan senyuman manisnya heuheu. Blur adalah salah satu band yang telah membawa aliran Britpop merajai industri musik bersama dengan Oasis dan Suede.
10. Oasis. Band seteru Blur ini adalah band yang kerap digoyang banyak masalah. Walaupun saya tidak begitu menyukai warna suara Liam Gallagher namun beberapa lagunya tidak bisa saya pungkiri akhirnya menggoyahkan tembok di dalam telinga saya. Album Definitely Maybe dan (What's the story) morning glory? adalah dua album yang dulu sempat merangsek ke dalam telinga saya dan tak urung membuat saya mengakui keindahan nada nada yang mereka tulis dan lantunkan.
11. Bush. Band beraliran post grunge ini sukses melejitkan namanya berkat album debutan mereka Sixteen Stone. Warna suara mantan suami Gwen Stefani, Gavin Rossdale ini membuat saya bertekuk lutut di hadapan album-album mereka. Saya menyukai album mereka yang bertajuk Razorblade Suitcase, walaupun album ini penuh kritikan dan agak jeblok di pasaran namun menurut saya lagu-lagu di dalamnya sangat ramah di telinga. Dari Swallowed yang lembut sampai Machine Head yang menghentak. Beberapa waktu lalu Bush merilis sebuah video untuk materi album baru mereka berjudul People at War. Lagu ini berkisah tentang para pengungsi yang harus meninggalkan negaranya karena merasa sudah tak aman lagi berada di tanah air mereka.
12. Suede. Satu lagi vokalis bersuara malas-malasan yang saya sukai adalah milik Brett Anderson. Album favorit saya adalah coming up, di mana album ini adalah album yang paling sukses di pasaran dengan 5 singels yang nangkring di posisi atas tangga lagu negaranya. By the sea adalah lagu favorit saya dalam album itu. Hingga tahun ini Suede masih aktif mengadakan konser konser untuk menghibur para penggemarnya.
13. Coldplay. Saya sangat menyukai album pertama mereka yang bertajuk Parachutes. Menurut saya, album ini adalah album terkeren dari band yang beranggotakan Chris Martin, Guy Berryman, Jonny Buckland, dan Will Champion. Band ini telah menelurkan 7 album studio dan banyak sekali mendapatkan penghargaan musik seperti Grammy dan Brit awards. Warna suara vokalisnya yang juga merupakan mantan suami Gwyneth Paltrow ini selalu terdengar mellow walaupun membawakan lagu yang menghentak. Akhir-akhir ini telinga saya sering terjejali dengan lagu mereka Hymn For The Weekend yang berkolaborasi dengan Beyonce.
Masih banyak band dan musisi hebat lainnya yang berasal dari negerinya ratu Elizabeth ini, seperti The Who, Led Zeppelin, Deep Purple, Pink Floyd, The Verve, Pulp, Supergrass, Stone Rosses, Muse dan lain lain. Namun 13 band di atas lah yang kerap saya dengarkan lagu lagunya termasuk yang berupa cover version.
Sekian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI