"Katanya sih dengan sering menghadiri acara acara yang penuh semangat. Dengerin pidato yang berapi api, atau ikutan seminar MLM."
Gue manggut manggut, gak ngerti. Ah lupakanlah energi gamma gak ngaruh juga sama kekaguman gue ke Susan dan Andri karena karier tidur di kelas yang semakin hari semakin menanjak dan profesional. Gak kayak gue yang masih aja betah di level beginner.
***
Bosan adalah simptom salah jurusan selanjutnya. Gue adalah pengidap rasa bosan nomor wahid. Semua mata kuliah yang gue hadiri membuat gue bosan. Apalagi nilai kuliah gue, semua nya membosankan, jangan tanya IP gue, bosan gue liatnya karena gak pernah bergerak dari angka 2 koma sekian dan terima kasih. Jadi gue harus bisa menyiasati rasa bosan gue. Salah satu caranya adalah dengan menulis di diary.
FYI, gue punya diary, tapi diary ini sifatnya Luberjurdil alias langsung, umum, bebas, tidak rahasia, jujur dan adil. Semua orang boleh nulis di situ asalkan tidak menyinggung SARA dan mengandung konten pornografi. Nah, diary inilah media pelampisan rasa bosan gue saat materi kuliah yang di gelar gak bersahabat. Diary itu bisa pindah dari meja satu ke meja lain nya. Disana semua orang bisa nulis apa aja, dari curhat jatuh hati, patah hati, patah kaki, patah arang, patah satu tumbuh seribu, cerita humor, menggambar, marah marah dan lain sebagainya. Anti sama Ratna biasanya jadi lawan gue buat nulis di diary itu. Tapi Terkadang Susan, Lia, Sandy, sama Andri juga ikutan.
***
Hari ini gue ngerasa bosan banget ngikutin mata kuliah nya pak Djody. Gue gak mudeng mudeng bikin laporan rugi laba sama Neraca. Akhirnya gue buka diary dan langsung beraksi. Anti sama Ratna yang duduk di kedua sisi gue ternyata sama bosannya dengan gue. Akhirnya mereka ikutan nimbrung ngobrol lewat tulisan. Obrolan kami seru banget kayak obrolan Bapak Bapak di warung kopi atau Pos Ronda. Kasian juga sih sama si diary yang nasibnya terlunta lunta, dari satu meja ke meja lainnya. Bolak balik kayak rute angkot. Dari gue, ke Ratna, ke gue lagi, lari ke anti singgah ke gue, mampir ke Ratna, balik lagi ke gue dan gitu seterusnya. Temanya dari kecengan, makanan, kuliah, angkot, bis kota, liburan, sampai parpol. Yang gak ada cuma tema materi kuliah. Obrolan di diary lagi seru seru nya ngebahas tentang si Jappar yang pantang menyerah buat naklukin Lia. Gue sama dua teman gue itu udah kayak reporter infotainment versi media tulis. Walaupun di sambi dengan membuat laporan rugi laba dan neraca, fokus gue gak tercerai berai bila bersangkutan dengan bergosip. Tapi tidak dengan Ratna, kayaknya fokus nya kebalik balik, soalnya di diary gue sekarang ada tulisan.
CV. JAPPARLIA ENTERTAINMENT
NERACA
Per 31 Desember 2020
Aktiva lancar, Investasi jangka panjang, aktiva tetap, utang lancar, bla bla bla.