Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Balado[a] Jengkol

23 Mei 2016   16:17 Diperbarui: 23 Mei 2016   18:17 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pasti bisaaa. Nanti bapak tanya deh ke ibu ibu se RT gimana caranya mangsak jengkol. Nanti catatannya bapak kasih ke mbak Del, gimana? Setuju tho?"

Dela terdiam.

"Okey ya mbak Del, sekali kali lah ikutan memeriahkan tujuh belasan."

"Ya sudah deh, iya Dela ikut. Tapi bapak janji ya kasih catatan itu. Nanti maleman aja ya pak. Soalnya Sekarang Dela mau kuliah dulu."

"Wes nek ngunu siiip mbak Del. Bapak pergi ya mau daftarin nama mbak Del dulu. Matur suwun. Merdeka."

***

Jam di pergelangan tangan kanan Dela menunjuk di angka 9. Dela terperanjat, gara gara asik nongkrong dengan teman teman kuliah nya, ia jadi pulang kemalaman dan lupa akan janji nya dengan pak sekte. Dela kelabakan. Hari sudah malam, apa yang harus di perbuatnya? Dela tak tahu dimana rumah pak sekte. Selama ini Dela memang kurang peduli dengan lingkungan sekitarnya. Kehidupan Dela hanya seputar rumah dan kampus. Tidak ada kata nenangga dalam kamus gaulnya. Bagi nya nenangga itu cuma di peruntukan bagi ibu ibu seperti mamanya. Dela merasa tidak cocok bergaul dengan tetangga tetangga nya itu.

Malam itu Dela merasa merana. Pikirannya suntuk karena memikirkan lomba. Bisa bisa ia mati gaya di depan peserta lain karena tidak bisa mengeksekusi jengkol dengan baik dan benar. Wah gawat, batin nya.

***

Ayam jantan berkokok dengan hebohnya, itu tandanya matahari tak sungkan lagi untuk memperlihatkan diri. Dela menguap, matanya susah di buka. Bila saja hari ini bukan jengkol day, Dela pasti masih bergelung di dalam selimutnya yang hangat.

Jengkol itu telah membuat pikirannya kacau. Beberapa jam lagi lomba akan di gelar, sedangkan ia belum mendapatkan informasi apa pun tentang tata cara memasak jengkol. Dela panik. Tapi kepanikan nya sedikit terobati ketika wajah pak sekte muncul di pintu rumahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun