Sementara di luar hujan masih saja mencurah dengan sesekali diselingi petir dan guntur yang menggelegar, angin pun semakin keras menampar-nampar dan kemudian dengan suara berderak keras, pohon Flamboyan di sudut depan halaman gedung itu berderak tumbang. Semakin lama tubuh Senja bergerak tak beraturan ia jelas mengalami trans, terlihat geraknya mulai berisi getaran-getaran kecil. Semakin bergetar. Senja semakin mabuk, gila dan binasa. Senja tersenyum menghembuskan nafas terakhirnya. Di atas panggung yang masih pekat dan hening.
Di luar, hujan menjadi gerimis yang demikian manis dalam pendar cahaya lampu yang temaram. Prahara telah reda. Senja telah mengarungi gelap malam dan ia telah menggenggam bintangnya.
***
Tim Malam Anginan adalah :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H