Jad berhenti menjentikkan jemarinya diantara senar senar gitarnya. Bulir bening bergelayut di kedua matanya, bagaikan sisa tetes hujan yang berdiam di dedaunan.
"Re, aku akan selalu mencintai mu."
Jad tersenyum, ia membelai lembut barisan huruf yang membentuk sebuah nama. Membiarkan telapak tangannya dibasahi air hujan yang tersisa di atas batu nisan gadis yang di kasihinya sejak dulu.
***
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!