Aruna menerobos hujan yang sangat lebat. Memasuki pusarannya, berharap hujan bersedia membasuh semua luka hatinya. Tapi hujan hanya bisa menyamarkan air mata yang jatuh satu per satu di pipinya. Selebihnya hujan tidak peduli lagi dengannya. Aruna menapaki jalan berkerikil itu dengan tubuh yang basah kuyup.
Seseorang menatap nanar dari balik lensa kameranya.
"Pagar itu telah roboh. Bukan karena angin, akan tetapi karena hujan."
***
Aruna memandang langit. Seperti biasa awan hitam telah hadir untuk mengunjunginya. Tetes hujan mulai menyapanya dengan riang. Aruna mengeluarkan payung hitamnya dan ia buka dengan segera. Lalu ia pun bernaung dibawahnya. Hujan tak akan pernah lagi menahannya.
[caption caption="sumber : fizdannadzif"]
![](https://assets.kompasiana.com/items/album/2016/03/01/standing-in-the-rainbow-rain-by-random-ness-x31-56d5568ac823bd9c464cae20.jpg?v=600&t=o?t=o&v=555)