Mohon tunggu...
Ratna Ika Putri
Ratna Ika Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya bekerja sebagai karyawan swasta sekaligus menjadi mahasiswa

Hello Saya Ratna Ika, sekarang saya adalah seorang mahasiswa sekaligus bekerja sebagai karyawan swasta. Hobi saya adalah membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Tenaga Kerja Vs Proses Otomatisasi atau AI

26 Oktober 2023   12:55 Diperbarui: 26 Oktober 2023   13:07 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Hallo sobat literasi!!

Sekarang saya mau bahas topik yang sering menjadi perbincangan bagi masa depan tenaga kerja di Indonesia. Masalah ini sering menjadi kontroversi yang akan mengubah iklim dunia kerja di masa depan. 

Masalah ini adalah proses otomatisasi yang sering dianggap sebagai sebuah proses untuk mengganti pekerjaan manusia memakai robot, AI, atau teknologi lain yang meningkatkan produktifitas tanpa banyak peran tenaga manusia. Percaya atau tidak, satu persatu perusahaan-perusahaan di dunia mulai mengganti tenaga kerja mereka memakai robot dan juga program komputer.

 Contohnya pabrik BMW yang sudah mengotomatisasi 95% proses perakitan mobil dan mampu memproduksi 1000 mobil setiap harinya. Kemudian ada juga gudang pintar milik Amazon dengan robot yang dapat menyortir atau memindahkan rak dan barang kiriman ke tempat yang ditentukan dengan lebih cepat. Bahkan belakangan ini gudang Amazon telah membeli 10.000 robot baru untuk menjalankan operasinya. Hal ini jauh lebih banyak daripada perekrutan karyawan yang hanya 1000 pekerja baru.

Kita bisa lihat, pergantian tenaga manusia dengan robot dan teknologi ini adalah fenomena yang terus meningkat setiap tahun. Tidak hanya dalam industri, AI ini sudah banyak masuk dalam bidang pendidikan. Contohnya penerapan AI yang melibatkan penggunaan teknologi seperti mesin pembelajaran (machine learning), chatbot, augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan masih banyak lagi.

Cepat atau lambat hal ini memang tidak terhindarkan. Teknologi otomatisasi atau AI dapat bekerja dengan lebih cepat, efisien, akurat, dan dapat bekerja nonstop, tidak bisa capek, tidak bisa hilang konsentrasi, jadi hasil pekerjaannya akan lebih stabil. 

Dari semua kelebihan itu, akhirnyaproduktifitas yang dihasilkan jauh lebih  tinggi daripada manusia. Pekerjaan yang paling mudah diganti dengan AI adalah pekerjaan yang sifatnya repetitif, mudah diprediksi, dan terdapat di lingkungan yang terkontrol misalnya seperti aktivitas perakitan buruh pabrik, operator mesin, data entri, aktivitas administratif dan masih banyak lagi. 

Diperkirakan sepanjang tahun 2016-2030, sekitar 15% sampai 30% tenaga kerja di dunia akan digantikan dengan otomatisasi. Ini artinya terdapat 400-800 juta pekerja yang terancam kehilangan pekerjaan atau terpaksa harus alih profesi ke pekerjaan baru.

Ini mungkin akan membuat beberapa pekerjaan punah, namun otomatis juga menciptakan lapangan pekerjaan baru yang lebih besar. 

ada beberapa kategori yang diperkirakan akan membuka lapangan kerja baru di Indonesia 

1. Yang pertama itu adalah peningkatan pendapatan dapat menggerakkan UMKM dari tahun 2000 sampai 2015. Nilai produktivitas pekerja Indonesia naik dari 35.400 jadi 57.800 per jamnya. 42% dari peningkatan ini disebabkan oleh teknologi. Otomatis peningkatan produktivitas ini membuat pendapatan meningkat dan bisa jadi efek berantai ke tingkat konsumsi sampai akhirnya lahir lapangan pekerjaan baru, karena banyak orang yang memilih untuk menciptakan lapangan usaha baru. 

2. Faktor yang kedua adalah investasi di sektor properti dan juga infrastruktur. Teknologi informasi membutuhkan infrastruktur yang memadai untuk perusahaan yang mengadopsinya, mulai dari pembangunan pabrik, instalasi peralatan, sampai aktivitas perawatan dan pemeliharaan. Misalnya Indonesia sanggup menyalurkan 4-5% PDB nya ke infrastruktur, di tahun 2030 ada lebih dari 9 juta lapangan kerja yang tercipta untuk teknisi, insinyur, kuli bangunan dan kajian sejenis untuk proyek otomatis skala besar di berbagai industri

3. Faktor yang ketiga adalah pemanfaatan teknologi-teknologi aplikasi kemitraan sangat membantu para pengusaha kecil freelancer dan juga pekerja sektor informal untuk mencari penghasilan.  

Sampai tahun 2030 teknologi ini akan membuka 26 juta lapangan kerja baru di Indonesia. Mungkin ada di antara sobat yang takut bagaimana jika ternyata lapangan kerja baru itu tidak dapat kita kuasai. Jadi kita harus beradaptasi dengan teknologi baru dan mempunyai kemauan untuk belajar.

Sektor usaha yang kemungkinan belum bisa cepat digantiin memakai teknologi atau setidaknya dalam tempo beberapa tahun ke depan, yang pertama itu adalah pekerjaan fisik yang tidak gampang diprediksi misalnya seperti pekerja konstruksi yang harus menyesuaikan dengan kondisi lapangan, kemudian pekerjaan yang membutuhkan  interaksi dengan manusia seperti skiater atau psikolog,  trainer, mentor dan lain-lain dan yang terakhir adalah kerjaan yang membutuhkan  kreativitas seperti seniman, influencer, musisi, olahragawan, dan lain-lain.

Itulah beberapa pekerjaan yang dapat dikatakan untuk sementara waktu belum bisa terlalu cepat digantikan dengan yang lain walaupun memang perkembangan teknologi itu bisa jadi jauh lebih cepat dari perkiraan kita. 

Dari beberapa penjelasan diatas, berikut dirangkum tantangan dan peluang  tenaga kerja Vs AI

Tantangan Sumber Daya Manusia vs AI:

1. Kesenjangan Keterampilan: Perkembangan AI dapat menyebabkan kesenjangan keterampilan antara SDM yang memiliki keterampilan yang relevan dengan AI dan mereka yang tidak. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakcocokan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja di pasar kerja.

2. Penggantian Pekerjaan: AI dapat menggantikan pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. Pekerjaan rutin dan berulang cenderung lebih rentan terhadap penggantian oleh AI. Oleh karena itu, SDM perlu mengembangkan keterampilan yang sulit digantikan oleh AI, seperti keterampilan kreativitas, analisis kompleks, dan interaksi sosial.

3. Pendidikan dan Pelatihan: Perkembangan AI membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang sesuai untuk SDM agar dapat mengikuti perkembangan teknologi. Pendidikan yang relevan dan pelatihan berkelanjutan dapat membantu SDM untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh AI.

Peluang Sumber Daya Manusia vs AI:

1. Kolaborasi dengan AI: SDM dapat memanfaatkan kecerdasan buatan sebagai alat bantu untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam pekerjaan mereka. AI dapat membantu dalam analisis data, pengambilan keputusan, dan otomatisasi tugas-tugas rutin, sehingga memungkinkan SDM untuk fokus pada tugas yang membutuhkan keterampilan manusia yang unik.

2. Pengembangan Keterampilan Baru: Perkembangan AI juga membuka peluang bagi SDM untuk mengembangkan keterampilan baru yang relevan dengan teknologi tersebut. Misalnya, SDM dapat mempelajari dan menguasai bidang seperti machine learning, analisis data, dan pengembangan AI. Dengan menguasai keterampilan ini, SDM dapat menjadi lebih berdaya saing di pasar kerja yang semakin terhubung dengan AI.

3. Peningkatan Efisiensi: Dengan memanfaatkan AI, SDM dapat meningkatkan efisiensi dalam berbagai sektor, seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, dan industri. AI dapat membantu dalam diagnosis medis, personalisasi pembelajaran, dan optimisasi proses produksi. Dengan demikian, SDM dapat mengalokasikan waktu dan sumber daya mereka dengan lebih efektif.

Dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ditimbulkan oleh perkembangan AI, penting bagi SDM untuk terus mengembangkan keterampilan, beradaptasi dengan perubahan, dan memanfaatkan teknologi sebagai alat bantu. Kolaborasi antara AI dan SDM dapat menciptakan sinergi yang kuat untuk mencapai kemajuan dalam berbagai bidang

By: Ratna Ika Putri R_

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun