2. Faktor yang kedua adalah investasi di sektor properti dan juga infrastruktur. Teknologi informasi membutuhkan infrastruktur yang memadai untuk perusahaan yang mengadopsinya, mulai dari pembangunan pabrik, instalasi peralatan, sampai aktivitas perawatan dan pemeliharaan. Misalnya Indonesia sanggup menyalurkan 4-5% PDB nya ke infrastruktur, di tahun 2030 ada lebih dari 9 juta lapangan kerja yang tercipta untuk teknisi, insinyur, kuli bangunan dan kajian sejenis untuk proyek otomatis skala besar di berbagai industri
3. Faktor yang ketiga adalah pemanfaatan teknologi-teknologi aplikasi kemitraan sangat membantu para pengusaha kecil freelancer dan juga pekerja sektor informal untuk mencari penghasilan. Â
Sampai tahun 2030 teknologi ini akan membuka 26 juta lapangan kerja baru di Indonesia. Mungkin ada di antara sobat yang takut bagaimana jika ternyata lapangan kerja baru itu tidak dapat kita kuasai. Jadi kita harus beradaptasi dengan teknologi baru dan mempunyai kemauan untuk belajar.
Sektor usaha yang kemungkinan belum bisa cepat digantiin memakai teknologi atau setidaknya dalam tempo beberapa tahun ke depan, yang pertama itu adalah pekerjaan fisik yang tidak gampang diprediksi misalnya seperti pekerja konstruksi yang harus menyesuaikan dengan kondisi lapangan, kemudian pekerjaan yang membutuhkan  interaksi dengan manusia seperti skiater atau psikolog,  trainer, mentor dan lain-lain dan yang terakhir adalah kerjaan yang membutuhkan  kreativitas seperti seniman, influencer, musisi, olahragawan, dan lain-lain.
Itulah beberapa pekerjaan yang dapat dikatakan untuk sementara waktu belum bisa terlalu cepat digantikan dengan yang lain walaupun memang perkembangan teknologi itu bisa jadi jauh lebih cepat dari perkiraan kita.Â
Dari beberapa penjelasan diatas, berikut dirangkum tantangan dan peluang  tenaga kerja Vs AI
Tantangan Sumber Daya Manusia vs AI:
1. Kesenjangan Keterampilan: Perkembangan AI dapat menyebabkan kesenjangan keterampilan antara SDM yang memiliki keterampilan yang relevan dengan AI dan mereka yang tidak. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakcocokan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja di pasar kerja.
2. Penggantian Pekerjaan: AI dapat menggantikan pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia. Pekerjaan rutin dan berulang cenderung lebih rentan terhadap penggantian oleh AI. Oleh karena itu, SDM perlu mengembangkan keterampilan yang sulit digantikan oleh AI, seperti keterampilan kreativitas, analisis kompleks, dan interaksi sosial.
3. Pendidikan dan Pelatihan: Perkembangan AI membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang sesuai untuk SDM agar dapat mengikuti perkembangan teknologi. Pendidikan yang relevan dan pelatihan berkelanjutan dapat membantu SDM untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh AI.
Peluang Sumber Daya Manusia vs AI: