Mohon tunggu...
Ika NuryasintaLestari
Ika NuryasintaLestari Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswi IAIN JEMBER

Surabaya, 24 September 2000 IAIN JEMBER Pendidikan Agama Islam'19 "Sekarang atau Tidak Selamanya"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Rekontruksionisme

27 Mei 2020   16:25 Diperbarui: 27 Mei 2020   16:19 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filsafat Rekontruksionisme -- Pengertian filsafat Rekontruksionisme dan Tokoh-tokohnya

Assalamualaikum wr.wb.

Hallo teman-teman kali ini kita akan membahas tentang Filsafat Rekontruksionisme beserta tokoh-tokohnya yaitu Caroline Pratt, George Count, dan  Paulo Freire. Selamat membaca.

A. Pengertian Filsafat Rekontruksionisme

               Rekonstruksianisme dalam bahasa Inggris reconstruct yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan, aliran rekonstruksianisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran rekonstruksianisme, pada prinsipnya, sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu hendak menyatakan krisis kebudayaan modern. Meskipun sepakat dengan aliran perenialisme keduanya mempunyai visi dan cara yang berbeda dalam memecahkan sebuah masalah yang akan ditempuh untuk mengembalikan kebudayaan yang serasi dalam kehidupan. Aliran perenialisme ini memiliki cara sendiri yakni dengan kembali kealam kebudayaan lama yag mereka anggap baik dan telah diuji dan terbukti mampu membawa manuis mengatasi krisi. Sementara aliran rekontruksionisme berupaya mencari kesepaktan antar manusia agar dapat mengatur tata kehiduoan manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya.

Aliran filsafat rekonstruksianisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa. Karenanya pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia melalui pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar pula demi generasi sekarang dan generasi yang akan datang.

B. Pemikiran Tokoh-Tokoh Filsafat Rekontruksionisme

     1. George Count

               Count lahir di  Amerika Serikat pada tanggal  9 Desember 1889 berawal dari terbitnya buku John Dewew yang dijadikan gerakan  oleh Count bersama Parolin 1920. Awal munculnya tokoh penggerak, mereka memunculkan gagasan yang bermaskut membangun masyarakat baru yang dipandang adil. Melalui tulisannya ia mencoba mempertanyakan sistem soisal ekonomi pada saat itu, maa pendidikan menurutnya harus menjadi agen of change, pendidikan diperlukan untuk mengungkapkan konsepsi peradaban dan prumusan yang dapat mempersiapkan para pendidik untuk mengtasi krisis sosial dan ketertinggalan budaya dengan merekontruksi  gagasan keyakinan dan nilai-nilai dalam kondisi yang berubah, guru memegang posisi sebagi ujung tombak pengambil pertama dalam pertama dalam transformasi sekolah.

     2. Caroline Pratt

                Caroline Pratt mengungkapakan seorang kontruksionisosial yang berpengaruh pada pendidikan bahwa nilai terbesar suatu sekolah harus menghasilkan manusia yang dapat berfikir secara efektif dan kontruktif, untuk mencapai tujuannya berupaya mencari kesepakatan dan bekerja sama antar sesama manusia agar dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya

     3. Paulo Freire

                 Paul Freire lahir pada tanggal 19 September 1921 dan meninggal pada tangal 2 Mei 1997. Sebagai  tokoh utama, menurutnya pendidikan memiliki tujuan untuk mmbuka mata peserta didik agar mereka bisa melakukan transformasi sosial. Menurutnya pendidikan pasti ada campur tangan politiknya baik untuk mempertahan kan satus quo atau memprtahankan status soisal, dapat diamati dari metode belajar mengajar dalam kelas. Mereka yang menggunakan pendidikan untuk mempertahankan status quo pasti didalam kelasnya menggunakan metode belajar yg disebut freire banking consep of education, sedangkan yg meyakini pendidikan sebagai praksis pembebasan akan menggunakan problem posing metod, menurut freire banking consep of education ini menjadi alat penindas kesadaran realistas sejati sehingga menyebabkan seseorang menjadi pasif, secara fundamental memiliki karakter yang naratif, karena guru hanya sebagai pembicara, sedangkan murid sebagai pendengar, jadi tidak bisa mendorong siswa untuk berfikir kritis, murid akan menjadi penerima yang pasif. Bangking consep of education  ini akan disebut mampu apabila peserta didik mampu menghafal pengetahuan yang diberikan kepada mereka. 

                  Sebagai lawan dari bangkin consep of education ia memperkenalkan  Problem  posing metod yaitu pendidikan yang bersifat tidak menindas yang bertujuan untuk mebangkitkan kesadaran atas realitas, hubungan murid dengan guru lebih kepada dialektika, guru tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga yang diajar, murid juga tidak hanya sebagai pendengar akan tetapi juga menjadi penyelidik yang berfikir kritis. Hasil yang  diharapkan, murid tidak hanya menerima pengetahuan yang diberikan tapi secara kritis juga menanyakan pengetahuan yang diberikan kepada mereka, dianggap berhasil apabila siswa tau dengan kritis informasi yang diberikan kemudian dikaitkan dengan kehidupan sehari hari, juga bagaimana cara memanfaatkan untuk melakukan suatu perubahan maka akan disebut berhasil.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun