Mohon tunggu...
Ika NuryasintaLestari
Ika NuryasintaLestari Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswi IAIN JEMBER

Surabaya, 24 September 2000 IAIN JEMBER Pendidikan Agama Islam'19 "Sekarang atau Tidak Selamanya"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Rekontruksionisme

27 Mei 2020   16:25 Diperbarui: 27 Mei 2020   16:19 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

     3. Paulo Freire

                 Paul Freire lahir pada tanggal 19 September 1921 dan meninggal pada tangal 2 Mei 1997. Sebagai  tokoh utama, menurutnya pendidikan memiliki tujuan untuk mmbuka mata peserta didik agar mereka bisa melakukan transformasi sosial. Menurutnya pendidikan pasti ada campur tangan politiknya baik untuk mempertahan kan satus quo atau memprtahankan status soisal, dapat diamati dari metode belajar mengajar dalam kelas. Mereka yang menggunakan pendidikan untuk mempertahankan status quo pasti didalam kelasnya menggunakan metode belajar yg disebut freire banking consep of education, sedangkan yg meyakini pendidikan sebagai praksis pembebasan akan menggunakan problem posing metod, menurut freire banking consep of education ini menjadi alat penindas kesadaran realistas sejati sehingga menyebabkan seseorang menjadi pasif, secara fundamental memiliki karakter yang naratif, karena guru hanya sebagai pembicara, sedangkan murid sebagai pendengar, jadi tidak bisa mendorong siswa untuk berfikir kritis, murid akan menjadi penerima yang pasif. Bangking consep of education  ini akan disebut mampu apabila peserta didik mampu menghafal pengetahuan yang diberikan kepada mereka. 

                  Sebagai lawan dari bangkin consep of education ia memperkenalkan  Problem  posing metod yaitu pendidikan yang bersifat tidak menindas yang bertujuan untuk mebangkitkan kesadaran atas realitas, hubungan murid dengan guru lebih kepada dialektika, guru tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga yang diajar, murid juga tidak hanya sebagai pendengar akan tetapi juga menjadi penyelidik yang berfikir kritis. Hasil yang  diharapkan, murid tidak hanya menerima pengetahuan yang diberikan tapi secara kritis juga menanyakan pengetahuan yang diberikan kepada mereka, dianggap berhasil apabila siswa tau dengan kritis informasi yang diberikan kemudian dikaitkan dengan kehidupan sehari hari, juga bagaimana cara memanfaatkan untuk melakukan suatu perubahan maka akan disebut berhasil.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun