Filsafat Rekontruksionisme -- Pengertian filsafat Rekontruksionisme dan Tokoh-tokohnya
Assalamualaikum wr.wb.
Hallo teman-teman kali ini kita akan membahas tentang Filsafat Rekontruksionisme beserta tokoh-tokohnya yaitu Caroline Pratt, George Count, dan  Paulo Freire. Selamat membaca.
A. Pengertian Filsafat Rekontruksionisme
        Rekonstruksianisme dalam bahasa Inggris reconstruct yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan, aliran rekonstruksianisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran rekonstruksianisme, pada prinsipnya, sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu hendak menyatakan krisis kebudayaan modern. Meskipun sepakat dengan aliran perenialisme keduanya mempunyai visi dan cara yang berbeda dalam memecahkan sebuah masalah yang akan ditempuh untuk mengembalikan kebudayaan yang serasi dalam kehidupan. Aliran perenialisme ini memiliki cara sendiri yakni dengan kembali kealam kebudayaan lama yag mereka anggap baik dan telah diuji dan terbukti mampu membawa manuis mengatasi krisi. Sementara aliran rekontruksionisme berupaya mencari kesepaktan antar manusia agar dapat mengatur tata kehiduoan manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya.
Aliran filsafat rekonstruksianisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa. Karenanya pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia melalui pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar pula demi generasi sekarang dan generasi yang akan datang.
B. Pemikiran Tokoh-Tokoh Filsafat Rekontruksionisme
   1. George Count
        Count lahir di  Amerika Serikat pada tanggal  9 Desember 1889 berawal dari terbitnya buku John Dewew yang dijadikan gerakan  oleh Count bersama Parolin 1920. Awal munculnya tokoh penggerak, mereka memunculkan gagasan yang bermaskut membangun masyarakat baru yang dipandang adil. Melalui tulisannya ia mencoba mempertanyakan sistem soisal ekonomi pada saat itu, maa pendidikan menurutnya harus menjadi agen of change, pendidikan diperlukan untuk mengungkapkan konsepsi peradaban dan prumusan yang dapat mempersiapkan para pendidik untuk mengtasi krisis sosial dan ketertinggalan budaya dengan merekontruksi  gagasan keyakinan dan nilai-nilai dalam kondisi yang berubah, guru memegang posisi sebagi ujung tombak pengambil pertama dalam pertama dalam transformasi sekolah.
   2. Caroline Pratt
        Caroline Pratt mengungkapakan seorang kontruksionisosial yang berpengaruh pada pendidikan bahwa nilai terbesar suatu sekolah harus menghasilkan manusia yang dapat berfikir secara efektif dan kontruktif, untuk mencapai tujuannya berupaya mencari kesepakatan dan bekerja sama antar sesama manusia agar dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya