Mohon tunggu...
Ika NuryasintaLestari
Ika NuryasintaLestari Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswi IAIN JEMBER

Surabaya, 24 September 2000 IAIN JEMBER Pendidikan Agama Islam'19 "Sekarang atau Tidak Selamanya"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Perenialisme

20 Mei 2020   17:02 Diperbarui: 20 Mei 2020   17:05 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

B. Tokoh-Tokoh Perennialisme

1. Robert Maynard Hutchins

Robert merupakan tokoh filsafat yang berasal dari amerika yang lahir pada tanggal  17 Januari 1899. Pada tahun 1945-1955 diusia 30 ia menjadi presiden termuda di universitas Chikago, ia beranggapan bahwa pendidikan harus menumbuhkan kecerdasan dan pengembangan. Jadi, tujuannya yaitun mengembangkan kekuatan pikirannya. 

Menurutnya pendidikan yang ideal pendidikan yang mengembangkan daya intelektual dari diri sendiri, cara mengembangkannya deng membaca dan membahas buku pengetahuan, pendidikan brsifat universal. Ia juga mengemukakan bahwa pendidikan mengimplementasikan pengajaran dan pengajaran mengimplementasikan pengetahuan.

2. Ortimer Adler

Lahir di AS 28 DES 1902- 28 JUNI 2001. Proses kemampuan manusia dipengaruhi oleh kebiasaan dan disempurnakan dengan kebiasan yang baik dan bisa membantu dirinya untuk mencapai tujuan yang akan dcapai, menurutnya pendidikan sebagai proses mengoptimalkan kemampuan juga bakat yang dimiliki manusia itu sendiri, untuk mengoptimalkan deng cara latihan dan praktek yang dilakukan secara berkesinambungan. 

Menurutnya pendidikan adalah proses untuk mncetak kepribadian manusia menjadi lebih optimal, baik dengan mengembangkan bakat dan kemampuan yg dimilikinya deng sebaik mungkin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun