Mohon tunggu...
Ika NuryasintaLestari
Ika NuryasintaLestari Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswi IAIN JEMBER

Surabaya, 24 September 2000 IAIN JEMBER Pendidikan Agama Islam'19 "Sekarang atau Tidak Selamanya"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Esensialisme

13 Mei 2020   18:28 Diperbarui: 13 Mei 2020   18:22 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

               d. Esensialisme menawarkan teori yang kokoh tentang pendidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya memberi sebuah teori yang lemah.

2. Johan Frieddrich Herbart

Herbart lahir pada tanggal 4 mei 1776 dan meninggal 14 agustus 1841 di Jerman. Herbart merupakan salah seorang murid Immanuel kant yang berpandangan kritis, herbert berpendapat bahwa tujuan pendidikan adalah menyesuaikan jiwa seseorang dengan kebajikan dari yang mutlak dalam arti penyesuaian dengan hukum-hukum kesusilaan dan inilah yang di sebut proses pencapaian tujuan penndidikan oleh harbert sebagai pengajaran yang mendidik.

3. William T. Haris

Haris lahir pada tahun 1995 dan meninggal pada tahun 1905. Haris merupakan tokoh dari Amerika yang pandanganya dipengaruhi oleh Hegel dengan berusaha menerapkan idealisme obyektif pada pendidikan umum. Tugas pendidikan baginya adalah mengizinkan terbukanya realita berdasarkan susunan yang pasti, berdasarkan kesatuan yang memelihara nilai-nilai yang telah turun-temurun dan menjadi penuntun penyesuaian diri kepada masyarakat.

4. Johan Frieddrich Frobel

Frobel lahir pada tahun 1782 dan meninggal pada tahun 1852. Frobel merupakan tokoh prasindental sebagai tokoh yang berpandangan kosmis-sintesis dengan keyakinan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang merupakan bagian dari alam ini, sehingga manusia tunduk dan mengikuti ketentuan-ketentuan hukum alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun