Mohon tunggu...
Ika NuryasintaLestari
Ika NuryasintaLestari Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswi IAIN JEMBER

Surabaya, 24 September 2000 IAIN JEMBER Pendidikan Agama Islam'19 "Sekarang atau Tidak Selamanya"

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Progresivisme

6 Mei 2020   17:36 Diperbarui: 6 Mei 2020   17:38 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. John Dewey

John Dewey lahir di Burlington Vermount Amerika, pada tanggal 20 oktober 1859.  ia masuk di Universitan Vermount tahun 1875 untuk mepelajarn filsafat dan psikologi. Selain filsafat ia juga ahli dalam bidang ekonomi, hukum, antropologi, teori politik, dan ilmu jiwa. John dewey memandang sekolah mrupakan lingkungan masyrakat kecil dan cerminan darinya. Menurutnya progesifisme pendidikan menghendaki adanya filsafat pendidikan yang berlandaskan pada filsafat pengalaman,dan adanya kesatuan rangkaian pengalaman. John Dewey adalah seorang professor di Universitas Chicago dan Columbia (Amerika). Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progresivisme" yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya dari pada mata pelajarannya sendiri.

3. Hans Vaihinger

Hans Vaihinger menurutnya tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan, satu satunya ukuran bagi berpikir ialah gunanya (dalam bahasa yunani pragma) untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di dunia. Segala pengertian itu sebenarnya buatan semata-mata jika pengertian itu berguna untuk menguasai dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tahu saja bahwa kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun