Tiba-tiba, ia teringat kalau dirinya punya seorang teman yang juga sedang berpuasa. Tanpa berpikir panjang, Ahmad bergegas menuju rumah temannya dan mengetuk pintu.
Temannya yang sedang tertidur pulas terbangun dan kaget melihat Ahmad di depan pintu rumahnya.
"Ahmad, apa yang terjadi?" tanya temannya.
"Maaf mengganggu malam-malam begini, teman. Saya sangat lapar dan dahaga setelah seharian berpuasa. Apakah kamu punya makanan dan minuman untuk saya?" jawab Ahmad.
Temannya tersenyum dan berkata, "Tentu saja, Ahmad. Tapi tunggu sebentar ya, saya akan segera mempersiapkannya."
Tidak lama kemudian, temannya keluar dari dapur membawa sebuah piring nasi dan segelas air putih. Ahmad sangat senang dan mengucapkan terima kasih kepada temannya.
Setelah memakan nasi dan meminum air putih, Ahmad merasa sangat kenyang dan puas. Ia berterima kasih lagi kepada temannya dan bergegas pulang ke rumah.
Namun, ketika Ahmad tiba di rumah, ia baru menyadari bahwa dirinya keliru dan telah meminta makanan dan minuman dari temannya yang juga sedang berpuasa.
Ahmad merasa sangat malu dan menyesal telah meminta makanan dan minuman dari temannya yang sedang berpuasa. Ia memutuskan untuk meminta maaf dan mengembalikan piring dan gelas yang dipinjamnya.
Keesokan harinya, Ahmad datang ke rumah temannya dengan membawa sebakul kurma dan sebotol air zam-zam. Ia meminta maaf atas kesalahannya dan memberikan hadiah tersebut sebagai tanda terima kasih.
Temannya tersenyum dan merasa senang dengan hadiah yang diberikan Ahmad. Ia memaafkan Ahmad dan berharap mereka tetap bisa saling membantu selama bulan Ramadan.