Anak: "Tapi aku sudah tidak tahan ingin mainan, ayah. Kalau aku mainan sebentar saja nanti aku bisa berdoa dengan lebih fokus lagi."
Ayah: "Baiklah, nak. Tapi jangan lama-lama ya."
Anak pun membuka mainan robotnya dan bermain dengan senang hati. Namun, tidak lama kemudian, suara robot tersebut terdengar sangat keras sehingga mengganggu suasana berdoa.
Ayah: "Nak, matikan mainanmu sekarang juga! Suaranya sangat mengganggu!"
Anak: "Tapi ayah, mainan ini tidak punya tombol off. Kalau mau dimatikan, harus dikeluarkan baterainya dulu."
Ayah: "Baiklah, keluarkan baterainya sekarang!"
Anak: "Maaf, ayah. Saya tidak bisa membuka baterai robot ini. Tapi jangan khawatir, besok saya akan minta bantuan ustadz di sekolah untuk membukanya."
Ayah hanya bisa menggelengkan kepala sambil tersenyum. Mereka pun melanjutkan berdoa dengan tertawa dan ceria. Meskipun agak terganggu oleh mainan robot, mereka tetap bersyukur dapat merayakan Ramadan bersama-sama
Cerita ke-3
Suatu hari, di sebuah kota kecil di Indonesia, terdapat seorang lelaki bernama Ahmad yang sangat terkenal dengan kecerdasan dan kebaikannya. Ahmad sangat rajin beribadah dan selalu menolong orang yang membutuhkan bantuan.
Pada bulan Ramadan, Ahmad sangat semangat untuk berpuasa dan beribadah. Namun, pada suatu malam, ia sangat lapar dan dahaga setelah seharian berpuasa. Ia mencari-cari makanan dan minuman di dapur, tapi tidak menemukan apa-apa.