Di tempat ini, kita bisa memilih soto ayam atau nasi sup. Sebetulnya keduanya menggunakan kuah yang sama. Bedanya hanyalah, kalau soto pakai irisan ketupat, sedangkan sup menggunakan nasi.Â
3. Bisa makan di tepi sungai
Waktu makan di sana, kami memilih tempat lesehan yang ada di pinggir sungai. Bisa makan sambil sesekali mendengar suara perahu atau yang disebut klotok lewat, memandang kehidupan masyarakat tepi sungai, rasanya seperti sah sudah menginjakkan kaki di bumi Kalimantan Selatan.
4. Makan sambil diiringi musik panting
Di tempat ini juga saya baru tahu yang namanya kesenian panting. Makan Soto Banjar sambil diiringi iringan dan penampilan live musik panting inilah yang menjadi daya tarik terutama orang luar Kalimantan seperti saya.
5. Satenya juara!
Saya punya seorang teman yang seleranya tidak pernah diragukan. Kalau dia bilang enak, ya memang enak.
Namanya Luluk. Teman saya mengajar waktu di Kalsel dulu ini amat menyukai sate yang ada di Soto Banjar Bang Amat.
Tapi memang saya akui, sate di tempat ini memang juara! Potongan daging ayamnya besar, legit bumbu kacangnya begitu terasa.
Nah, spesial buat sahabat saya Luluk, dia paling suka beli sate kulit kalau pas datang ke tempat ini. Satenya hanya potongan kulit saja. Terbayang dong ya enaknya seperti apa.