Namun semuanya berubah mengejutkan saat penerimaan raport di semester satu kelas XI. Saat saya mencoba membuat ranking, ternyata Galih bisa berada di peringkat lima besar di kelas.
Karena penasaran, saat penerimaan raport, saya tanya ke Galih bagaimana ia bisa berubah seperti itu. Katanya, semua berasal dari cerita saya tentang kekuatan kata-kata positif.
Namun versi Gaih berbeda dengan Fitri. Galih sengaja menuliskan semua kata-kata positifnya di selembar kertas kecil yang kemudian ia tempel di tembok sebelah tempatnya tidur di asrama.
Setiap bangun pagi, ia sempatkan membaca kertas yang berada di dekat posisi kepalanya tersebut. Demikian setiap harinya. Hingga seperti itulah tadi hasilnya, prestasi akademik Galih pun bisa membuat banyak orang terkejut saat mengetahuinya.Â
***
Apa yang bisa diambil dari kisah Fitri dan Galih? Kalau menurut saya, terlepas dari bagaimana saya sudah mengawali mengenalkan tentang sugesti diri, atau bagaimana murid-murid saya akhirnya mencobanya, saya lihat ada satu hal yang menjadi kuncinya. Kemauan dan keyakinan.
Buktinya, banyak yang mendengar motivasi saya, tapi sedikit yang mau dan yakin untuk melakukannya. Dan yang sudah melakukannya pun tak selalu berhasil.Â
Kalau mereka melakukan dan yakin dengan kata-kata yang mereka ucapkan sendiri, perubahan itu pun akhirnya terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H