Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mencegah Diabetes pada Anak dengan Bubuk Kelor

11 Februari 2023   17:16 Diperbarui: 11 Februari 2023   17:34 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak anak saya rajin mengkonsumsi bubuk kelor, alhamdulillah, kondisi tubuhnya sangat jarang sakit-sakitan. Jadi ketika ada berita temuan kasus diabetes pada anak akhir-akhir ini meningkat, saya pun lebih merasa tenang. 

Pasalnya, daun kelor atau moringa ini memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi. Manfaatnya jika dikonsumsi sangat baik untuk kesehatan. Bahkan dari komentar di TikTok saya, kelor bisa dikonsumsi untuk mengatasi diabetes.

Bicara tentang diabetes, tak dapat dipungkiri, anak zaman sekarang memang bisa rentan terkena penyakit ini. Alasannya, apalagi kalau bukan tren makanan minuman yang dikonsumsi anak zaman sekarang.

Tak hanya orang dewasa yang suka dengan minuman kekinian. Anak-anak zaman sekarang pun juga menyukainya. 

Saat dulu mengajar di sebuah sekolah yang menerapkan full day, saya sendiri sampai bergidik ngeri melihat gaya konsumsi makanan minuman siswa-siswi saya. Saat istirahat, mereka langsung membeli minuman kemasan yang tentunya mengandung tambahan gula. Belum lagi berbagai jajanan manis yang jadi pilihan.

Ditambah saat pulang ke rumah, mereka ikut-ikutan gaya hidup orang tuanya yang juga suka mengkonsumsi minuman manis ala caf. Belum lagi makanan yang sering dalam bentuk cepat saji dibandingkan masakan rumah yang mempertimbangkan konsumsi sayur dan buah. 

Dan coba bayangkan jika itu dikonsumsi setiap harinya. Tentunya dari situ saja kita bisa membandingkan pola konsumsi anak zaman sekarang dengan dulu. Hingga pantas saja kalau anak zaman sekarang banyak yang dinyatakan menderita diabetes sejak dini.

Perhatikan Gaya Hidup Sehat pada Anak

Dari pada menyesal di kemudian hari, apalagi anak-anak sebetulnya punya masa depan yang masih panjang, sebaiknya kita sebagai orang tua mulai dari sekarang perlu memerhatikan pola hidup sehat pada anak. Tentunya tidak ada kata terlambat untuk hal ini bukan?

Karena jika anak sampai terkena diabetes, tentunya akan ad akomplikasi kesehatan yang perlu mereka lakukan. Jadi sebelum terjadi, ada baiknya orang tua melakukan hal-hal berikut untuk mengatasi dan mencegah diabetes pada anak.

1. Pola makan yang seimbang dan sehat

Agar anak tidak terkena diabetes sejak dini, pastikan konsumsi hariannya mengandung serat, protein, dan lemak sehat. Pastikan juga agar anak-anak menghindari konsumsi karbohidrat serta makanan minuman yang tinggi gula.

Apalagi karena anak-anak usia sekolah zaman sekarang banyak yang full day, jika makanan mereka dari sekolah, pastikan menu sehat yang memang akan dikonsumsi anak untuk makan siangnya.

Sedangkan jika anak dibawakan bekal makanan dari rumah, usahakan membawakan makanan minuman yang mengandung tiga hal tadi. Hindari terlalu dan melulu menuruti selera anak, apalagi yang berkaitan dengan keinginan mereka untuk meminta makanan cepat saji, atau mi goreng yang masih ditambah dengan nasi. Upayakan membekali mereka dengan sayur dan buah.

2. Mengajak anak olah raga secara teratur

Dikarenakan banyaknya waktu yang dihabiskan anak-anak di sekolah, upayakan untuk mengajak mereka tetap berolah raga secara teratur di waktu senggang. Misalnya dengan gerakan ringan dan singkat seusai mereka shalat subuh, atau olah raga dengan durasi yang agak lama di waktu akhir pekan saat mereka tidak masuk sekolah.

Dengan berolah raga, tingkat kadar gula dalam darah anak akan berkurang. Olah raga juga bisa membantu meningkatkan kekebalan tubuh. 

3. Mengawasi kadar gula darah anak

Meski masih anak-anak, sebetulnya tidak ada salahnya jika sesekali kita mengajak mereka untuk mengecek kadar gula darahnya. Jadi jangan anggap cek kadar gula hanya untuk mereka yang lanjut usia atau mereka yang memang sudah diketahui memiliki diabetes. 

Cek kadar gula ini bisa membuat orang tua dan juga anak jadi sama-sama bisa memastikan kadar gula anak memang stabil.

4. Memberikan pemahaman pada anak tentang kesadaran atas apa yang harus mereka lakukan

Apapun usaha terbaik yang sudah diupayakan orang tua untuk kesehatan anak, tentunya akan jadi sia-sia jika anak tidak paham mengapa semua itu harus dilakukan. Jadi alangkah baiknya jika semua gaya hidup sehat yang diusahakan orang tua untuk anaknya, anak pun paham mengapa itu harus dilakukan dan bagaimana ia harus tetap bisa menjaganya.

Menambahkan Asupan Bubuk Kelor untuk Anak

Sebetulnya kebiasaan saya memberikan bubuk kelor pada anak berawal dari kekesalan saya melihat daya tahan tubuh anak-anak saya yang rendah. Hampir setiap bulan, saya selalu membawa mereka ke dokter. Dan itu silih berganti antara yang sulung dan yang bungsu.

Meski sudah mengkonsumsi susu yang konon mapun meningkatkan daya tahan tubuh, makan teratur, rajin berjemur, minum madu dan vitamin, nyatanya semua itu tak cukup membuat anak-anak saya selalu dalam kondisi sehat.

Hingga suatu ketika saya melihat postingan seseorang pengusaha kelor di TikTok. Kang Dudi namanya, ia sering membuat video edukasi tentang apa dan bagaimana kelor. Mulai dari khasiat, cara konsumsi, sampai kelor dijadikan sebagai bisnis.

Dari konten yang sering saya lihat, ternyata ada beberapa fakta unik tentang kelor.

- Kelor yang banyak mengandung zat gizi sebetulnya adalah daun kelor yang tua, yang warnanya hijau tua, dan terasa tebal saat dipegang.

Sumber foto: dokumen pribadi
Sumber foto: dokumen pribadi

- Tangkai kelor sebaiknya dihilangkan saat dikonsumsi karena bisa mengurangi gizi dari daun kelor.

- Kandungan vitamin dan mineral pada kelor bahkan lebih tinggi dari bahan makanan lainnya sehingga daun ini pun kerap disebut sebagai superfood.

Kesemua kandungan kelor itulah yang membuat daun tumbuhan ini memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Salah satunya untuk mereka yang menderita diabetes.

Menurut sebuah penelitian, kadar gula darah dari para wanita yang menjadi objek penelitian, bisa mengalami penurunan. Penelitian ini melibatkan 30 wanita yang harus mengonsumsi 7 gram daun kelor setiap harinya selama tiga bulan. Hasilnya, para wanita tersebut mengalami penurunan rata-rata kadar gula sebanyak 13,5 persen.

Ini tidak lepas dari kandungan kelor yang selain mengandung antioksidan dan banyak vitamin mineral, daun kelor juga mengandung isotiosianat. Zat ini dapat melindungi tubuh dari kemungkinan obesitas, resistensi insulin, dan mengatur bagaiman tubuh memproduksi gula.

Nah, jika daun kelor dikonsumsi oleh anak-anak, seringnya banyak orang tua mengolahnya menjadi sayur. Tapi kalau anak-anak hampir setiap hari disuruh makan sayur daun kelor, tentunya mereka juga sulit untuk melakukannya bukan?

Karena itulah, saya lantas mengubah daun kelor menjadi bentuk bubuk. Bubuk ini bisa saya campur dalam masakan seperti telur dadar, omelet, nasi goreng, atau mi goreng. 

Makanan-makanan tersebut biasanya sering dikonsumsi anak karena alasan disukai, atau praktis untuk disajikan. Bisa jadi dalam setiap minggu, anak-anak akan mengkonsumsi beberapa makanan tersebut.

Meski terlihat 'hanya' menu seperti itu, tapi saya sudah cukup merasa tenang karena ada kandungan bubuk daun kelor di dalamnya. Dan efeknya memang terlihat. Alhamdulillah, anak saya jadi hampir tidak pernah sakit. 

Sejauh ini, paling maksimal, mereka bersin-bersin jika kondisi kekebalan tubuhnya sedang rendah. Namun saat saya beri makanan yang mengandung bubuk kelor, kondisinya bisa langsung cepat membaik.

Semoga cara saya ini barangkali bisa diikuti oleh para orang tua. Terutama, agar anak-anak kita terhindar dari momok penyakit diabetes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun