Menurut sebuah penelitian, kadar gula darah dari para wanita yang menjadi objek penelitian, bisa mengalami penurunan. Penelitian ini melibatkan 30 wanita yang harus mengonsumsi 7 gram daun kelor setiap harinya selama tiga bulan. Hasilnya, para wanita tersebut mengalami penurunan rata-rata kadar gula sebanyak 13,5 persen.
Ini tidak lepas dari kandungan kelor yang selain mengandung antioksidan dan banyak vitamin mineral, daun kelor juga mengandung isotiosianat. Zat ini dapat melindungi tubuh dari kemungkinan obesitas, resistensi insulin, dan mengatur bagaiman tubuh memproduksi gula.
Nah, jika daun kelor dikonsumsi oleh anak-anak, seringnya banyak orang tua mengolahnya menjadi sayur. Tapi kalau anak-anak hampir setiap hari disuruh makan sayur daun kelor, tentunya mereka juga sulit untuk melakukannya bukan?
Karena itulah, saya lantas mengubah daun kelor menjadi bentuk bubuk. Bubuk ini bisa saya campur dalam masakan seperti telur dadar, omelet, nasi goreng, atau mi goreng.Â
Makanan-makanan tersebut biasanya sering dikonsumsi anak karena alasan disukai, atau praktis untuk disajikan. Bisa jadi dalam setiap minggu, anak-anak akan mengkonsumsi beberapa makanan tersebut.
Meski terlihat 'hanya' menu seperti itu, tapi saya sudah cukup merasa tenang karena ada kandungan bubuk daun kelor di dalamnya. Dan efeknya memang terlihat. Alhamdulillah, anak saya jadi hampir tidak pernah sakit.Â
Sejauh ini, paling maksimal, mereka bersin-bersin jika kondisi kekebalan tubuhnya sedang rendah. Namun saat saya beri makanan yang mengandung bubuk kelor, kondisinya bisa langsung cepat membaik.
Semoga cara saya ini barangkali bisa diikuti oleh para orang tua. Terutama, agar anak-anak kita terhindar dari momok penyakit diabetes.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H