Beberapa waktu lalu saya sempat melihat di media sosial tentang beberapa desa wisata yang masuk dalam Festival Kreatif Lokal atau FKL.Â
FKL diadakan Adira Finance sebagai ajang untuk memulihkan ekonomi Indonesia. Caranya, dengan mengeksplorasi potensi wisata di beberapa wilayah di Indonesia.Â
Ajang ini menjadi pendorong untuk makin memunculkan kreativitas masyarakat Indonesia.Â
Pikir saya, kapan ya desa wisata di Lamongan dilirik Adira Finance. Karena pastinya ajang FKL bisa mencuatkan desa wisata di Lamongan lebih banyak dikenal orang.
Hingga kini, pemerintah Kabupaten Lamongan fokus pada 5 desa wisata. Kelima desa wisata tersebut adalah:Â
Pantai Kutang di Desa Labuhan Kecamatan Brondong
Pemandian Air Hangat Brumbung di Desa Kranji Kecamatan Paciran
Makam Sunan Sendang di Desa Sendangduwur, Kecamatan Paciran
Wisata Bulaga di Desa Pucakwangi Kecamatan Babat
Taman Airlangga di Desa Patakan, Kecamatan Sambeng.
Sebetulnya masih banyak lagi desa yang potensial untuk dikembangkan menjadi desa wisata di Lamongan.
Misalnya Wisata Kebun Juwet di Desa Lopang Kecamatan Kembangbahu, atau wisata Akar Langit Trinil di Kecamatan Brondong Lamongan.
Ada beberapa kriteria yang menyebabkan Adira Finance hingga kini masih memilih lima desa wisata untuk masuk dalam ajang FKL.Â
Semua rasa penasaran saya terpenuhi saat membuka situs adira.id/e/fkl2022-blogger . Untuk bisa dilirik Adira Finance, Lamongan perlu memikirkan adanya kemungkinan beberapa program bisa terlaksana nantinya untuk ajang FKL.
Beberapa program yang dimaksud antara lain desa wisata kreatif, Festival Pasar Rakyat atau FPR, dan Jelajah Desa Wisata Ramah Berkendara.
Hingga kini ada lima desa wisata yang menjadi destinasi ajang FKL, yaitu:
Desa Carangsari Kabupaten Badung
Desa Saung Ciburial Kabupaten Garut
Desa Sanankerto Kabupaten Malang
Desa Karanganyar Kabupaten Magelang
Kampung Wisata Rejowinangun Kota Yogyakarta
Ini dia yang membuat kelima desa wisata tersebut memenuhi syarat menjadi desa wisata ramah berkendara.
1. Infrastruktur
Adanya jalan yang minimal memiliki 2 jalur, kualitas jalan untuk masuk ke desa sudah hotmix, adanya lampu lalu lintas dan penerangan yang baik, marka jalan berkualitas baik, ada SPBU atau minimal stasiun pengisian bahan bakar mini, ada bengkel resmi atau tidak resmi dalam radius maksimal 5-10 km dari pusat desa.
2. Bidang sumber daya manusia
Adanya keberadaan pelaku ekraf, pengelola paket wisata atau keberadaan pemandu wisata.Â
3. Ekosistem pariwisataÂ
Adanya daya tarik wisata keberadaan aktivitas wisata, keterjangkauan, akomodasi, dan kenyamanan.
Dengan adanya FKL, semoga Lamongan dan daerah lain di Indonesia bisa memunculkan keberadaan gen kreatif masyarakat Indonesia. Sehingga keberadaan desa wisata bisa membangkitkan perekonomian Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H