1. Mengamati adegan dari sudut pandang yang berbeda.
Sediakan waktu lebih untuk mengutak atik cara pandang terhadap sesuatu dari berbagai karakter.
Seorang editor fiksi sendiri biasanya akan membuat tabel karakter dari kejadian untuk merunut semuanya.
Nah, ada baiknya penulis melakukan persiapan yang lebih agar dia sendiri tidak tersesat di dalam ceritanya.
Pada tabel tersebut, buatlah segala kemungkinan yang bisa timbul jika seseorang dengan karakter A mengalami kejadian B.
Ini memang menghabiskan cukup banyak waktu, tetapi tidak ada tulisan yang hidup, bila penulis tidak mencoba masuk ke inti cerita.
Inception punya semua elemen cerita tadi. Karakter kuat, dialog membangun cerita, plot-nya rapih. Tak ada satu pun yang lolos dari akan kita.
Cerita yang baik memiliki elemen personal yang membantu terbentuknya cerita.
Pada titik tertentu, ini membuat cerita memiliki sesuatu yang bisa dikenali sebagai ciri si penulis.
Ingat, hanya mereka yang mengenal sesuatu dengan baik yang bisa menggali lebih dalam dan memperkaya apa yang sedang dikerjakannya.
2. Keterkaitan antar-adegan.