Kalau dia bisa baca tulisannya, dia bisa lakukan ciam si sendiri.Â
Tapi kalau tidak bisa dan di kelenteng tersebut ada yang menunggu, bisa minta dibacakan isi dari tulisan di kertas tersebut.
Uniknya, kebiasaan pua pue ini digunakan orang-orang untuk bertanya tentang nomor judi.Â
Mereka yang melakukan judi, sengaja membuat nomor-nomor di dalam gulungan kertas. Nanti nomor yang keluar dipua pue.
Nah sewaktu mencoba melakukan pua pue dan ciam si saat itu, saya diramal dengan kata-kata, yang intinya harus bersabar pada kondisi yang ada sekarang.Â
Maksudnya, kondisi saya saat itu yang tidak punya pasangan alias masih single! Jika dipaksakan, akibatnya justru tidaklah bagus.Â
Hasil kertas ciam si itu sampai saya tanyakan ke pada tiga orang berbeda yang paham akan tulisan dan bahasa Tionghoa.Â
Ada yang mengibaratkan seperti kerang yang harus menunggu mutiara di dalamnya mengeras dan berkualitas, sampai mengibaratkan dengan pohon yang aslinya bisa berdaun dan berbuah lebat namun sekarang semua itu masihlah belum terlihat.
Pengalaman ke dua diramal orang adalah justru ketika saya sedang meliput ilmu bela diri khas Tionghoa.Â
Oleh sang suhu, saya dibaca nasib saya secara sekilas dan garis besarnya saja.Â
Rupanya ketika sang suhu ini membaca garis hidup saya, ia barulah menyadari mengapa ia klop ketika saya sering menemuinya untuk urusan liputan.Â