Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Menikmati Biji Ketapang Camilan Khas Jakarta

1 Agustus 2021   01:14 Diperbarui: 1 Agustus 2021   01:37 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebaran memang sudah berlalu. Tapi beberapa minggu yang lalu, saya begitu ingin sekali membuat biji ketapang seperti waktu kecil dulu.

Biji ketapang yang saya maksud ini sebetulnya bukan arti yang sesungguhnya yaitu bijinya buah pohon ketapang lho ya. Tapi, jajanan biji ketapang yang saya maksud adalah jajajan yang bentuknya agak mirip dengan biji ketapang.

Beberapa waktu terakhir ini memang saya sedang banyak kerjaan. Dan biasanya jika sedang mengetik, saya yang kinestetik ini butuh sekali teman aktivitas agar mulut saya bisa tetap terus bergerak.

dokpri
dokpri
Hingga teringatlah dengan camilan biji ketapang. Dulu sewaktu kecil, saya pernah membantu ibu membuat jajanan ini. Tugas saya, mengguntingi adonan yang sudah dibentuk panjang oleh ibu.

Yang saya suka dari camilan berukuran agak lebih besar sedikit dari kacang ini adalah, rasanya manis tapi tidak terlalu legit. Selain itu juga ada rasa gurihnya. Lalu saat dikunyah, teksturnya tidak sekeras kacang tapi juga tidak lembut. Cukup renyah saat dikunyah.

Di kemudian hari waktu mencari resep camilan ini di internet, saya baru tahu mengapa biji ketapang terasa manis dan gurih. Ternyata salah satu bahan jajanan ini berasal dari kelapa. Jadi untuk membuat biji ketapang, kita perlu memasukkan campuran parutan kelapa. Selain itu juga ada mentega yang menjadi salah satu bahan dan membuat biji ketapang terasa gurih.

Kalau dari yang saya ingat, begitu mudah ibu membuat biji ketapang. Bahan utamanya saja hanya terigu, gula pasir, margarin, telur, dan kelapa. Semua bahan itu diaduk menjadi satu sehingga menjadi adonan yang kalis.

Setelah adonan jadi, ibu lalu membentuk adonan menjadi panjang. Adonan berbentuk panjang itu lalu digunting kecil-kecil. Ukurannya hampir seukuran ujung jari kelingking. Usai adonan sudah dibentuk menjadi biji kecil-kecil, kemudian digoreng dengan minyak goreng.

Dengan modal halaman majalah langganannya, dulu ibu terkadang membuat kreasi makanan untuk keluarga. Termasuk saat membuat biji ketapang.

Nah, rencananya waktu itu sebetulnya saya ingin membuat biji ketapang ini untuk camilan keluarga. Ehm, terutama ya tadi, teman aktivitas buat saya kerja. Modalnya dari resep di internet. Saya lihat, begitu banyak laman yang membagi resep jajanan ini.

Tapi nyatanya, hari-hari saya lagi-lagi sibuk dengan anak-anak dan kerjaan blogging. Tidak ada waktu untuk membuat biji ketapang yang prosesnya aslinya begitu mudah.

Untungnya ada omiyago.com, sebuah platform daring yang menyediakan aneka camilan dan makanan khas daerah di Indonesia. Slogannya, 'Buah Tangan On The Go'. Siapapun kita, dari atau ada di manapun, bisa menikmati makanan khas Indonesia tanpa kita harus ada di daerah tersebut.

dokpri
dokpri
Waktu itu saya buka-buka di bagian Jelajah Nusantara yang bisa membuat saya jadi  Jelajah Camilan Indonesia. Di kategori tersebut, saya menemukan biji ketapang di bagian daerah Jakarta. Langsung pesan deh! Batin saya, sudah lah, beli ini saja. Saya nggak perlu lagi membuat sendiri di rumah.

Setelah pesanan saya datang, saya dan si sulung langsung tak sabar untuk membuka. Jujur, saya terkesan dengan kotak Omiyago. Sesuai dengan slogannya, andai kita ingin memberikan oleh-oleh untuk orang lain, buah tangan kita untuk orang lain akan mengesankan karena pesanan kita dibungkus rapi oleh Omiyago.

dokpri
dokpri
Begitu juga dengan kemasan makanannya. Untuk biji ketapang, Omiyago membungkusnya dalam kemasan plastik klip yang ujungnya masih tertutup rapi. Saya harus menggunting dulu bagian atas plastik klip untuk bisa membuka kemasan biji ketapang. Lalu jika saya belum habis mencicipi jajanan ini, gampang, saya tinggal menutup saja plastik klipnya.

Selain itu, biji ketapang di Omiyago juga dibungkus dalam wadah yang mudah untuk dibawa dan ditaruh di mana-mana. Ukurannya pas, tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Bagian bawah wadah plastiknya juga memudahkan kita untuk meletakkan sehingga biji ketapangnya tidak mudah tumpah.

Nah, sekarang saya cerita tentang biji ketapangnya ya. Untuk tekstur, biji ketapang di Omiyago ini renyah saat dikunyah. Sepertinya adonannya banyak mengandung margarin dan kelapanya dari pada tepung terigunya. Sehingga saat digigit, tidak keras. 

dokpri
dokpri
Untuk rasanya, cenderung manis. Ada juga sedikit rasa gurih yang berasal dari rasa kelapa yang begitu terasa sekali. Bahkan sesekali, saya bisa merasakan bulir parutan kelapa saat mengunyahnya.

Saat saya baca di kemasannya, biji ketapang ini diproduksi di Bekasi. Setiap wadah biji ketapang berisi 100 gram. Ukuran yang memang pas untuk menjadi buah tangan.

Di wadah, saya bisa melihat juga tanggal kadaluarsanya. Waktu saya pesan dan tiba di rumah saat akhir Juli, kadaluarsa biji ketapang pesanan saya adalah 23 November 2021. Pikir saya, kalau begitu memang sesuai dengan komposisi bahannya yang tidak mencantumkan bahan pengawet. Karena, masa kadaluarsa biji ketapang dari Omiyago ini saja sekitar empat bulan setelah pesanan saya datang.

dokpri
dokpri
Oh iya, buat yang penasaran, buka saja ya di Omiyago.com. Lewat kategori di webnya, kita bisa memilih aneka makanan khas daerah nusantara seperti kategori makanan basah, makanan ringan, kopi nusantara, minuman, bumbu dan rempah, saus dan sambal, jelajah nusantara, serta camilan sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun