Tangisan dari Burma
Aku lelah berjalan menapakki lautan yang penuh sesak
Aku lelah menyusuri jalanan dengan kaki ku yang berlubang
Mengadu ku kini pada ombak,
karang dan lautan...
Berlari ku kini ke tepi
Berteriak pada mentari
Tolong...?
Tolong...?
dan Tolong aku..?
    Tertutupkah kau wahai mata?
    Apakah kilauan maya membutakanmu?
    Wahai telinga,
    Jerit tangis anak ku bisakah membuatmu terlelap di antara air mataku?
    Di balik jeruji ku tatap
    Mereka berteriak !
   Mereka berkoar !
   Dan mereka berpesta !
   Lagi...lagi dan lagi...
   Aku pun hanya sang sampah!
Kelak aku hanya bisa berlari, berlari dan berlari
Menghindari dirinya yang mengaku insan
Menghindari dirinya yang mengaku pemilik kalbu
Payah !
Aku yang tampak saja kau tak mampu melihatku
Lantas kemana aku harus berteriak?
Pada semut atau rumput?
Oleh : Ika Maisaroh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H