" Jadi operasinya akan dilaksanakan bulan depan ya Pak, usahakan dalam kondisi sehat agar opersinya lancar "
"Iya bu dokter, terima kasih banyak Bu Dokter " Pak Fajar pergi sambil menyalami tangan Dokter Riani, Dokter spesialis Bedah plastik
Bulan depan anak pak Fajar, Putera Sang Fajar, seorang anak kelas dua SD akan melaksanakan operasi bibir sumbing gratis. Program yang diadakan oleh Rumah Sakit di kotanya itu sangat membantu keluarga pak Fajar di mana Putera sangat ingin mempunyai bibir yang sempurna agar tidak ada lagi yang mengejeknya, menertawakannya, bahkan ada yang takut melihat wajahnya. Dan juga agar mimpimya menjadi seorang Tentara bisa terwujud.
Sampai di rumah, pak Fajar dan Putera memberi tahu kabar itu pada ibunya dan adiknya. Mereka sekeluarga sangat bahagia, karena sudah sejak lama Putera merengek agar bibirnya bisa di operasi. Tapi, karena ekonomi kelurga pak Fajar yang kurang, maka operasi tersebut hanya tinggal mimpi dan sebentar lagi mimpi itu bakal terwujud.
Farhan, satu-satunya sahabat Putera yang bertubuh tinggi besar dan tambun di usianya, tidak luput dari kabar bahagia ini. Putera menceritakannya pada Farhan. Farhan adalah sahabat Putera yang setia, ia sangat baik pada Putera. Jika ada yang mengejek atau menertawakannya, Farhan akan maju untuk melindungi sahabatnya itu. Dan mereka yang mengejek atau menertawakannya akan lari ketatukan.
Putera Sang Fajar terlihat sangat bahagia. Ia menjadi lebih bersemangat pergi ke sekolah. Jika ada yang mengejeknya ia langsung bilang
" Liat aja, Bulan depan bibirku mau di operasi, mau apa kamu? " ledek Putera
Ia juga lebih semangat belajar karena mimpinya untuk menjadi tentara akan bisa terwujud. Sehari-hari ia terlihat sangat ceria. Tidak ada ketakutan sedikitpun kala mendengar kata operasi, malah itu yang tidak sabar ia tunggu.
Hari - hari berlalu, dua hari sebelum operasi, hari itu hari Minggu. Seperti biasa Farhan dan Putera bermain bersama di lapangan. Bermain kelereng, layangan, hingga kejar-kejaran mereka lakoni. Suasana siang itu sangat terik, hingga mereka kelelahan dan kehausan yang amat sangat. Karena kelelahan Farhan meminta agar ia membeli minuman di warung dekat tempat mereka bermain. Jadilah mereka membeli minuman sachet yang di blender dan di beri es batu. Mereka meminumnya seperti orang dehidrasi.
---
Besok adalah hari di mana Putera akan di operasi. Tapi pihak rumah sakit meminta agar ia datang hari ini untuk menjalani pemeriksaan awal. Pak Fajar dan Bu Fajar mempersiapkan segala sesuatu yang akan di bawa ke Rumah Sakit. Mobil Elf yang disewa dari desa sebelah juga sudah disiapkan. Ayah, ibu, adik, pak dhe, bu dhe, ponakan hingga tetangga dekat ikut mengantar Putra ke Rumah sakit. Perasaan Putera campur aduk antara senang, takut, tapi kali ini agak sedikit kurang bersemangat.
Sampai di Rumah Sakit Putera harus menjalani pemriksaan awal terlebih dahulu. Dokter yang melakukan pemeriksaan keliling dari satu bed ke bed lain. Tibalah saat Puetra diperiksa. Dokter memegang kening Putera dan meminta suster mengambilkan termometer. Suhu tubuh Putera hampir 39 derajat, hidungnya mampet dan batuk - batuk.
" Sudah berapa lama Putera sakit Bu? " tanya dokter
" Mulai kemaren dok, tapi kemarin cuma panas aja, terus saya kompres malamnya sudah dingin dok" kata Bu Fajar mulai cemas.
" Tapi sekarang suhunya tinggi Bu, ada pilek dan batuk - batuk juga, sepertinya ada dahak yang nggak bisa keluar " kata dokter
" Jadi bagaimana dok?" tanya pak Fajar
" Dengan terpaksa Putera tidak bisa ikut operasi hari ini karena kondisinya yang kurang fit. Sakitnya harus disembuhkan dulu'' Kata dokter
Pak Fajar, Bu Fajar, dan Putera kaget mendengar keputusan dokter.
"Apa gak bisa diusahakan lagi dok? kasihan anak saya dok" Minta pak Fajar
" Lebih kasihan lagi kalo dalam kondisi seperti ini tetap di operasi, resikonya besar ." Kata dokter
" Jangan khawatir, bapak dan ibu masih bisa ikut program kami tiga bulan lagi, program kami rutin setiap tiga bulan sekali. Asal kondisinya harus benar-benar di jaga." Pesan dokternya
Iya dok, terima kasih ... " Kata pak Fajar sedikit lemas
" Baik kalo begitu saya permisi dulu ya."
Kabar itu sedikit melegakan pak Fajar dan bu Fajar, walaupun ada sedikit rasa kecewa di hati mereka.
" ini gara-gara Farhan!" Tiba - tiba Putera buka suara
"Kok gara-gara Farhan, Nak? " Tanya Bu Fajar
" Iya, waktu itu Farhan yang ngajak beli minuman es di warung habis main di lapangan. Habis itu malamnya kan badan Putera langsung panas. Ini gara-gara Farhan!" Putera emosi
" Nggak usah nyalahin siapa - siapa, yang penting kamu masih bisa operasi kan tiga bulan lagi , lebih baik kita pulang aja yuk..." kata pak Fajar
"Nggak mau! Putera Nggak mau pulang!"
" Lho, gak mau pulang gimana to le? kamu mau nginep di rumah sakit? " kata bau Fajar
" Pokoknya Putera gak mau pulang!"
" Terus kamu mau ke mana?" tanya bu Fajar
" Putera malu bu sma teman - teman, Putera sudah bilang ke teman - teman semua kalau Putera hari ini mau di operasi. Kalau mereka tau Putera gak jadi operasi kan malu. Mereka makin mengejek Putera bu..." Putera terisak
" Oalah le.... ya sudah gak usah dipikirin, nanti mereka jg capek- capek sendiri " kata bu Fajar yang sebenarnya juga nggak tega melihat Putera, yang sebenarnya ia juga malu sama tetangga dan saudara -saudaranya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H