Mohon tunggu...
Ika Anggraini Aprilia
Ika Anggraini Aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Islam Sultan Agung

Dosen pengampu : Dr. Aida Azizah, S.Pd., M.Pd Aidaazizah@unissula.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Etika Bisnis dalam Pengambilan Keputusan Manajerial

14 Januari 2024   15:04 Diperbarui: 14 Januari 2024   15:04 1620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kombinasi strategi dan kebijakan tersebut dapat menciptakan lingkungan bisnis yang berfokus pada budaya, mendukung pertumbuhan berkelanjutan, dan membangun reputasi yang kuat di kalangan pemangku kepentingan.

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh manajer untuk menerapkan etika bisnis dalam pengambilan keputusan manajerial

Masalah etika bisnis mungkin muncul dalam keputusan manajerial karena adanya konflik kepentingan antara individu, organisasi, dan komunitas. Beberapa contoh permasalahan etika bisnis dalam pengambilan keputusan manajerial adalah :

  • Menyesatkan pelanggan dengan memberikan informasi palsu atau menyesatkan tentang produk atau layanan.
  • Melakukan korupsi dan suap dalam pembelian barang atau jasa.
  • Dampak operasional perusahaan terhadap lingkungan diabaikan.
  • Eksploitasi pekerja karena upah rendah, kondisi kerja yang kejam atau diskriminatif.
  • Terlibat dalam penipuan pajak, pemerasan dan praktik akuntansi yang tidak patut.

Tindakan diatas dapat dipertimbangkan untuk menyelesaikan masalah etika bisnis ketika mengambil keputusan manajerial :

1. Kode Etik Perusahaan.
Menetapkan dan menerapkan kode etik perusahaan. Pastikan semua manajer memahami Kode Etik.

2. Pelatihan Etika.
Memberikan pelatihan etika kepada seluruh karyawan, khususnya manajer. Hal ini dapat meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai etika dalam konteks bisnis.

3. Keterbukaan dan transparansi.
Mendorong keterbukaan dan transparansi dalam pengambilan keputusan. Komunikasi yang jelas dengan seluruh pihak terkait agar semua memahami dan menyetujui keputusan yang diambil.

4. Komunikasi Pemangku Kepentingan.
Melibatkan pemangku kepentingan seperti karyawan, pelanggan, dan mitra bisnis dalam proses pengambilan keputusan untuk memastikan perspektif mereka dipertimbangkan.

5. Audit etika.
Melaksanakan audit etika secara berkala untuk menilai kepatuhan terhadap standar etika yang ditetapkan dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan.

6. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR).
Berpatisipasi dalam kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Hal ini dapat membangun reputasi yang baik dan menginspirasi keputusan bisnis yang etis.

7. Pengungkapan konflik kepentingan.
Menetapkan prosedur yang jelas dalam pengelolaan konflik kepentingan. Memastikan bahwa keputusan manajemen tidak dipengaruhi oleh kepentingan individu atau kelompok.

8. Kemungkinan Perbaikan.
Tetapkan hukuman atas pelanggaran etika dan pastikan hukuman tersebut diterapkan secara konsisten. Ini bisa menjadi cara untuk mendorong kepatuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun