Mohon tunggu...
Ika Aliyah
Ika Aliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang menyenangi bidang musik, literatur, dan e-sport.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Profesionalisme Perawat Demi Kepuasan Optimal

22 Desember 2023   19:51 Diperbarui: 22 Desember 2023   19:52 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perawat menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan terhadap pasien. Puas tidaknya seorang pasien sangat ditentukan oleh bagaimana perlakuan yang diberikan perawat. Di berbagai organisasi profesi, perilaku profesionalisme karyawan sering tidak dianggap sebagai prioritas. Profesionalisme meliputi perilaku serta penampilan fisik serta terbukti dari cara berperilaku. Berdasarkan kata, profesional berasal dari bahasa latin yaitu "profesia", pekerjaan, keahlian, jabatan, jabatan guru besar. Seorang yang melibatkan diri dalam salah satu keahlian yang harus dipelajari dengan khusus.

Pada praktiknya, perawat dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien dan profesionalisme adalah cara untuk bisa memuaskan pasien dengan ekspektasinya. Profesionalisme dimaknai sebagai komitmen yang ditunjukkan melalui perilaku yang tanggung jawab terhadap pihak lain (pasien). Kepercayaan pasien terhadap perawat memberikan perawat tanggung jawab penuh untuk melayani dengan pelayanan terbaik, tanpa membeda-bedakan.

Membangun perilaku profesional memerlukan tiga prinsip dasar, yakni sistem pendidikan, sistem pelayanan, dan sistem regulasi. Sistem pendidikan dilakukan dengan cara melakukan transformasi sistem pendidikan vokasional ke profesional bisa menjadi cara agar profesionalisme mudah diterapkan para perawat. Setiap perawat yang memberikan pelayanan harus menjalani serangkaian pendidikan dan pelatihan, menunjukkan kompetensi (sertifikasi), sudah terdaftar (registrasi), dan memperoleh sertifikasi negara (lisensi). Regulasi berkaitan dengan hak, kewajiban, serta wewenang. Instansi keperawatan perlu melibatkan lembaga otonom yang berfungsi untuk mengawasi kinerja perawat agar bisa terus memberikan pelayanan yang baik, yang sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku.

Prinsip dasar dapat menjadi acuan bagaimana perawat bekerja secara profesional. Selain prinsip dasar, perawat juga perlu memenuhi nilai-nilai tertentu sehingga dapat dikatakan profesional. Perawat bisa dikatakan profesional apabila memenuhi lima nilai yang ditetapkan oleh American Assosiation of Collages of Nursing (AANC).

Altruisme

Merupakan sikap atau naluri untuk memperhatikan dan mengutamakan kepentingan orang lain. Altruisme adalah sifat yang berkebalikan dengan sifat egois. Perawat yang berusaha keras untuk membantu orang lain, dan memberikan pelayanan sepenuh hati, akan menerima kekaguman dan rasa hormat dari pasien.

Integritas

Suatu bentuk integritas yang dicapai melalui perilaku yang sesuai dengan Kode Etik Keperawatan dan Standar Praktik Keperawatan. Emosi yang diturunkan dari nilai integritas dalam praktik profesi perawat merupakan integritas yang ditunjukkan oleh perawat dalam sikapnya dan dapat diterapkan pada kode etik dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.

Kebebasan

Perawat yang menerapkan nilai ini menunjukkan rasa hormat terhadap hak pasien ketika mengambil keputusan tentang kesehatan pasiennya. Perawat bertindak mandiri dalam hal memberikan perawatan yang tepat.

Martabat Manusia

Cara menghormati harkat dan martabat kemanusiaan setiap pasien. Ketika perawat melaksanakan tugas keperawatan, perawat melakukan tindakan yang sesuai dengan hak-hak pasien. Sebagai contoh, ketika seorang perawat melakukan prosedur kebersihan bagian privasi pasien perempuan atau laki-laki, maka privasi pasien harus dijaga.

Keadilan

Suatu metode yang dapat ditunjukkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip moral, hukum dan kemanusiaan dalam pelaksanaan tugas keperawatan. Nilai ini digunakan untuk memastikan bahwa perawat tidak membeda-bedakan pelayanan perawatan yang diberikan kepada pasien. Perawat diharapkan tidak membeda-bedakan pasien berdasarkan ras, suku, budaya, asal kebangsaan, agama, warna kulit, atau status sosial.

Nilai-nilai profesionalisme diharapkan mampu dipelajari dan diimplementasikan oleh perawat dalam menjalankan pekerjaan dengan tujuan memperoleh kepuasan pasien. Kepuasan pasien merupakan gambaran dari perasaan pasien akibat kinerja pelayanan medis yang diterima dibandingkan dengan apa yang diharapkan pasien. Secara sederhana, kepuasan pasien merupakan perasaan yang muncul setelah mendapatkan pelayanan dari perawat dibandingkan dengan harapan yang dimiliki. Semakin puas pasien terhadap pelayanan yang diberikan perawat, maka pasien akan semakin memercayakan penanganan kesehatan oleh perawat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun